Asep Klaim Tak Kenal Para Terduga Teroris di Palembang

Selasa, 12 Desember 2017 – 03:16 WIB
Personel Densus 88. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PALEMBANG - Sejumlah terduga teroris yang diciduk Densus 88 Antiteror, Minggu (10/12) kemarin, disebut memiliki hubungan dengan Asep Nurjaman.

Asep ditangkap di OKU Selatan Agustus 2016 lalu, karena membantu mencarikan senjata api (senpi) untuk kelompok teroris Thamrin pada 14 Januari 2016 dan bom bunuh diri Mapolres Surakarta 5 Juli 2016.

BACA JUGA: Wasisto: Ketiga Terduga Teroris Pemasok Senjata ke Asep

Namun, Asep mengaku tidak mengenal Abdul Kodir alias Abu Ibrahim alias Yazid, yang ditangkap di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.

”Saya tidak mengenal orang yang baru tertangkap itu. Kalaupun mereka mengenal saya, kemungkinan,” aku Asep, dihubungi via telepon, kemarin (11/12).

BACA JUGA: Venue Dayung dan Menembak Asian Games Rampung 31 Desember

Asep sendiri, kini tengah menjalani hukuman di Rutan Muaradua, atas vonis 2,8 tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim. Pemilik usaha konveksi (border) warga Jl Jenderal Sudirman, Kelurahan Pasar Muaradua, dinyatakan terbukti melanggar UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 atas kepemilikan senjata api rakitan.

Sebab dia sendiri tidak pernah keluar dari Muaradua, OKU Selatan. Apalagi terlibat teroris maupun jaringannya. “Yang bergerak sebagai teroris itu bermacam-macam, cabang dari ahli tasauf. Saya hanya menemani kawan sekampung yang tinggal di Jawa, minta carikan senpi di sini. Tidak lebih dari itu,” tegasnya.

BACA JUGA: Diduga Pasok Senpi ke Teroris, 5 Warga Sumsel Diciduk Densus

Sebagaimana diketahui dalam kasusnya, Asep Nurjaman ditangkap Tim Densus 88 AT di jalan lintas Muaradua-Liwa, Kabupaten OKU Selatan, 15 Agustus 2016. Alurnya, Irsad mencarikan senpi buat Panji Koko Kusumo alias Gaza alias Fahri, dan Pujianto alias Anto alias Puji alias Raider Bakiyah yang terlibat penyerangan di Plaza Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016.

Irsad menemui Asep Nurjaman, temannya sekampung asal Jawa Barat di OKU Selatan. Asep lalu menemui pula Edi Waluyo alias Tembel (39) dan Rahmat Chandra alias Candra Indro (41). Tembel mencarikan senpi di Muncak Kabau, OKU Timur, dapat dengan harga Rp2,5 juta per pucuk. Setelah dapat, Irsad memesan lagi atas permintaan Panji Koko dan Pujianto.

Asep pun kembali minta belikan senpi kepada Tembel dan Rahmat Chandra. Keduanya, menemui Bram Fitra, Fitra menghubungi temannya minta disiapkan senpi. Didapat lagi dua senpi rakitan, per pucuknya Rp3 juta dan Rp1,5 juta. Sementara 10 butir peluru, dihargai Rp500 ribu. Begitu senpi ditangan Asep, diserahkannya kepada Irsad.

Di sana ternyata sudah ada Panji Koko dan Pujianto. Setelah menerima senpi, Panji Koko dan Pujianto berangkat ke Jakarta menumpang bus. Satu jam kemudian, disusul Irsad.

Irsad sendiri belakangan, terlibat aksi bom bunuh diri di Mapolres Surakarta pada 5 Juli 2016. Dari dua kasus teroris itu, Asep ditangkap di OKU Selatan pada 15 Agustus 2016. Disusul kemudian ditangkap pula Tembel dan Rahmat Chandra pada 15 Maret 2017. (dwa/air)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alberto Goncalves Tinggalkan Palembang


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler