Aset Syariah Tembus Rp 70,8 Triliun

Rabu, 28 April 2010 – 05:22 WIB
JAKARTA - Pada kuartal I/2010, industri perbankan syariah di Indonesia menggeliatHal ini ditandai dengan asetnya yang menembus angka Rp 70,8 riliun

BACA JUGA: Tebar Jaringan Terbaru LTE

“Perkembangan positif industri perbankan syariah dengan laju pertumbuhan 32,5 persen per tahun,” kata Mulia Effendy Siregar, Kabiro Pengaturan, Penelitian dan Pengembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (27/4).

Dengan pertumbuhan sebesar itu, share perbankan syariah terhadap bank konvensional tercatat sebesar 2,78 persen
”Jumlah bank syariah terus bertambah

BACA JUGA: Astra Buana Bukukan Premi Rp. 1,9 T

Kini jumlah bank syariah ada delapan buah
Dan kami masih berharap akan ada tiga bank syariah lagi yang tahun ini akan di-launching,” tukasnya.

Selain itu, ada 25 unit usaha syariah (UUS) dan 143 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) yang telah eksis

BACA JUGA: Agis Gaet Investor Lokal

“Sementara jumlah dana pihak ketiga yang telah dihimpun perbankan syariah telah mencapai Rp 52,8 triliun per Maret 2010,” urainya.

Sedangkan pembiayaan yang disalurkan, katanya, mencapai Rp 50,2 triliunDengan rasio pembiayaan terhadap DPK (dana pihak ketiga) sebesar 95,67 persen“Hal ini menunjukkan komitmen industri perbankan syariah guna mendorong sektor riil tetap tinggi,” urai Mulia.Kualitas pembiayaan perbankan syariah juga terjaga dengan baikHal itu ditunjukkan oleh nilai rasio non performing financing yang sebesar 4,53 persenNilai itu dibawah rata-rata NPL industri perbankan yang dipatok BI sebesar lima persen.

Ia mengingatkan, perlunya inovasi produk-produk yang ada di perbankan syariah agar dapat terus berkembang”Prinsip-prinsip transaksi syariah memiliki keunikan yang jika dieksploitasi secara tepat seharusnya menghasilkan produk yang punya karakteristik dan memiliki value,” tandasnya.

Permasalahannya saat ini, ujar Mulia, di luar produk-produk penghimpunan dan penyaluran dana, produk bank syariah masih abanyak meniru bank konvensional”Metode pengembangan atau bundling produk seperti ini dapat memberikan efisiensi yang baik daalam jangka pendekNamun, harga yang harus di bayar cukup mahal karena perbedaan konversi menjadi sulit diwujudkan,” terangnyaSumber daya manusia juga harus ditingkatkan untuk mengembangkan perbankan syariah”Untuk itu perlunya sistem quality control yang andal dalam proses delivery produk dan jasa perbankan syariah,” tutupnya(snd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KS Jangan Terburu Outsourcing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler