jpnn.com - JAKARTA - Asgafahrizki Aulia Fatoni, biasa disapa Are, diterima di lima perguruan tinggi favorit melalui berbagai jalur penerimaan.
Are, kelahiran Jakarta, putra kedua dari pasangan suami istri pegawai Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri itu lulusan SMAN 48 Jakarta.
BACA JUGA: Kisah Inspiratif Adien, Alumni Pesantren dan Hafiz yang Masuk IPDN
Dia juga seorang hafiz atau penghafal Al-Qur'an 30 juz, alumnus Pondok Pesantren Hafidz Internasional Daarul Qur'an Cipondoh Tangerang, asuhan Ustadz Yusuf Mansur.
Are mengikuti Wisuda Tahfidz Nasional (WTN) 30 juz dua tahun lalu pada saat masih di kelas 10 (kelas 1 SMA).
BACA JUGA: Tidak Bisa Baca Al-Qurâan, 14 Bakal Caleg 2024 Dicoret
Kakaknya Are juga sama. Namanya Alafascadieno Akbar Fatoni atau biasa dipanggil Adien.
Adien yang juga hafidz 30 juz adalah alumnus Pondok Pesantren Tahfidz Internasional Darul Qur'an Cipondoh Tangerang.
BACA JUGA: Perguruan Tinggi Beramai-ramai Buka Fakultas Kedokteran, Begini Respons Fadel Muhammad
Tahun lalu diterima seleksi di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Adien juga diterima tanpa tes di Arsitektur Lanscap Institutut Tekhnologi Sumatera (ITERA), perguruan tinggi negeri di Lampung.
Are Fatoni mengatakan dirinya diterima di lima perguruan tinggi negeri, yakni:
- Universitas Sam Ratulangi Manado (Faklutas Kedokteran)
- Universitas Airlangga Surabaya (Fakultas Kedokteran)
- Universitas Diponegoro Semarang (Fakultas Kedokteran)
- Universitas Negeri Syarif Hidatullah Jakarta (Fakultas Kedokteran)
- Universitas Brawijaya Malang (Fakultas Teknik Industri)
Are menuturkan beberapa usaha yang dia lakukan sejauh ini, di antaranya belajar rutin di sekolah dan di rumah seta mengikuti bimbingan belajar intensif sejak awal kelas 12. Dari satu tahun bimbel, satu bulan terakhir dia lakoni setiap hari dari pagi sampai sore.
"Banyak membaca buku juga. Selain terkait pelajaran, juga membaca buku lain, minimal satu buku satu minggu," kata Are.
Dia juga aktif berolahraga, terutama bola basket dan bela diri, serta rutin mengulang hafalan Al-Qur'an.
"Alhamdulillah aku diberikan nikmat yang luar biasa oleh Allah SWT. Kakak dan adikku, kedua orang tuaku terus-menerus memberikan dukungan, motivasi, nasihat, mengarahkan dan membimbing tidak kenal lelah," tutur Are.
"Yang sangat penting doa restu orang tua. Alhamdulillah, orang tuaku melakukan itu semua. Aku tahu betul bagaimana doa orang tua siang dan malam, terus menerus," imbuhnya.
Are bersyukur Allah selalu membantu dan menjawab doa serta usahanya.
"Al-Qur'an punya mukjizat luar biasa. Membacanya saja dapat pahala apalagi memahaminya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini semua karena Allah," ujar Are. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan