ASI Tercukupi, Anak Tidak Butuh Susu Kental Manis

Rabu, 04 April 2018 – 22:46 WIB
Ilustrasi susu. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Isyana Bagoes Oka mengatakan, para orang tua di Indonesia sudah terbiasa memberikan susu kental manis kepada anak.

Menurut dia, kebiasaan itu tidak mudah diubah. Hal itu juga menjadi salah satu tantangan di bidang kesehatan.

BACA JUGA: Permen Mengandung Narkoba, Ini Hasil Uji BPOM

Dia menjelaskan, salah satu tantangan di bidang kesehatan adalah memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat mengenai makanan bergizi.

“Kita tidak bisa menyalahkan ibu yang tidak teredukasi. Namun, harus dilihat juga lingkungannya apakah suami atau keluarga membantu agar sang ibu dapat memberikan ASI yang cukup untuk anak. Jika ASI sang anak sudah tercukupi, seharusnya tidak diperlukan lagi tambahan susu kental manis untuk anak,” ujar Isyana, Rabu (4/4).

BACA JUGA: Temuan Ikan Kaleng Bercacing Meninggalkan Trauma

Karena itu, dia berharap pihak-pihak yang berkompeten dalam isu itu mau memperjuangkan regulasi yang bisa melindungi masyarakat.

“Agar peraturan-peraturan yang tidak tepat atau yang perlu diubah menjadi perjuangan di parlemen. Untuk hal ini dibutuhkan orang-orang yang berkompeten dalam isu susu kental manis,” kata Isyana.

BACA JUGA: Konsumen Masih Trauma dengan Cacing di Ikan Kaleng

Dia menambahkan, DPR juga bisa mengawasi lembaga atau kementerian bila ada edukasi yang belum menyentuh masyarakat.

“Kami mendorong semua kalangan yang peduli dan mengerti akan persoalan ini untuk masuk ke dalam sistem dan bersama-sama melakukan perubahan,” ujar Isyana.

Sementara itu, Wakil Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengatakan, diperlukan wacana pergantian nama susu kental manis. 

Sebab, di dalam susu kental manis terdapat kandungan gula yang tinggi yang bisa berdampak pada kesehatan anak.

“Susu kental manis harus diganti menjadi nama lain agar tidak disamakan dengan susu buat bayi,” kata Dede. 

Menurut Dede, jika susu kental manis masih diasumsikan sebagai susu, masyarakat tetap beranggapan produk itu bisa diberikan untuk anak. 

Dede mengaku sudah meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kembali melakukan kajian terkait bahaya susu kental manis terhadap bayi.

Di sisi lain, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta BPOM melakukan pengaturan ulang terkait susu kental manis.

“Selain itu, lebih ketat dalam pengawasannya sehingga masyarakat tidak salah persepsi terkait dengan susu kental manis,” kata Tulus. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kosmetik Anti Jerawat dan Pemutih Ilegal Hampir ke Jakarta


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler