JAKARTA - Kawasan Asia terus menunjukkan sosoknya sebagai salah satu kekuatan ekonomi duniaBahkan, kini negara-negara di kawasan Asia disebut makin kebal terhadap krisis ekonomi yang terjadi di belahan dunia lainnya.
Ekonom Citibank Asia Johanna Chua mengatakan, masih lemahnya recovery perekonomian di AS terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Asia
BACA JUGA: Mustafa Rombak Petinggi Kementerian
"Perekonomian Asia menunjukkan de-coupling dari perekonomian kawasan lain," ujarnya, kemarin.De-coupling artinya, perekonomian kawasan Asia mulai kebal terhadap pengaruh kondisi perekonomian di kawasan lain, termasuk AS dan Eropa yang selama ini menjadi kekuatan utama perekonomian dunia
Menurut Chua, masih lambannya recovery perekonomian AS memang berimbas pada kinerja ekspor negara-negara Asia dalam beberapa bulan terakhir
BACA JUGA: Dana Kunker BPN Lebihi RI-1 dan DPR
Meskipun demikian, hal itu tidak akan berdampak signifikan pada kemungkinan melambatnya perekonomian AsiaBagaimana dengan Indonesia? Menurut Chua, perekonomian Indonesia akan terus menunjukkan kinerja menggembirakan
BACA JUGA: Tarif Listrik Dipastikan Batal Naik
Karena itu, untuk 2011, Citibank menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 6,2 persen menjadi 6,3 persen"Naiknya investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan," ujar wanita yang beberapa kali dinobatkan sebagai ekonom terbaik Asia oleh beberapa majalah terkemuka tersebut.Chua menyebut, beberapa faktor lain yang akan mempengaruhi perekonomian Indonesia adalah risiko inflasi dari volatilitas bahan pangan dan kenaikan tarif listrik"Perkiraan kami, inflasi Indonesia akan ada di kisaran proyeksi Bank Indonesia, yakni 4-6 persen," sebutnya.
Sementara itu, untuk 2010, kata Chua, tim Citibank juga memperkirakan perekonomian Indonesia akan menunjukkan kinerja menggembirakanItu terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2010 yang di atas proyeksiSalah satu faktornya adalah investasi"Karena itu tahun ini kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,1 persen," katanya(owi/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPKN: Masih Ada yang Harus Dibenahi
Redaktur : Tim Redaksi