jpnn.com, JAKARTA - Kalangan guru honorer dan tenaga kependidikan (tendik) gempar. Pasalnya, beredar kabar rekan-rekan mereka di sejumlah daerah dimintai Rp 600 ribu oleh pengurus forum sebagai pelicin agar lolos seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
"Ini banyak teman guru dan tendik telepon saya, konfirmasi apakah SNWI menarik iuran tersebut," kata Ketua Umum Perkumpulan Honorer Guru dan Tendik Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) Olivia Tambariki kepada JPNN.com, Sabtu (13/3).
BACA JUGA: Seleksi PPPK 2021: Guru Honorer Minta Afirmasi Pengabdian 100 Persen
Tidak ingin ada anggota SNWI maupun guru honorer dan tendik jadi korban, Olivia pun mengimbau agar jangan percaya dengan oknum pengurus yang menjanjikan akan lulus PPPK tanpa tes. SNWI, saat ini malah menggiatkan kelompok belajar untuk persiapan tes PPPK.
Olivia menambahkan, seluruh modul yang ada di dalam program guru belajar dan seri belajar mandiri calon guru ASN PPPK yang diluncurkan Kemendikbud, sudah dicetak dan dibahas bersama per wilayah.
BACA JUGA: Guru Agama Honorer Jangan Mogok Mengajar, Kemenag Perjuangkan Tambahan Kuota PPPK
"Itu semua gratis tanpa membebani anggota," ucapnya.
Menurut Olivia, seluruh guru honorer khususnya anggota SNWI sangat antusias menyiapkan diri. Namun, permintaan dana agar bisa masuk daftar calon PPPK tanpa tes sempat membuat mereka galau.
BACA JUGA: Inilah Upaya Kemenag Memperjuangkan Honorer Guru Agama menjadi PPPK
Olivia mengatakan, ada guru honorer yang kecewa karena sudah termakan informasi bisa lulus PPPK tanpa tes hanya dengan membayar Rp 600 ribu.
"Tega sekali mencari kesempatan di saat kami sedang giat belajar," cetusnya.
Olivia pun mengimbau seluruh guru honorer dan tendik tidak percaya dengan informasi pengurus forum yang meminta uang dengan janji diangkat PPPK. Sebab, tidak akan mungkin semua by pass.
Logikanya lagi, lanjut dia, kalau ada jalur tanpa tes, buat apa Kemendikbud memberikan fasilitas bimbingan belajar bagi guru honorer.
"Tolong teman-teman fokus belajar," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad