AstraZeneca Kena Embargo, Bang Saleh Singgung Izin Uji Klinis Vaksin Nusantara

Minggu, 28 Maret 2021 – 15:19 WIB
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR mendorong pemerintah memprioritaskan produksi vaksin dalam negeri untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 secara nasional.

Dorongan itu disampaikan Saleh yang khawatir atas isu embargo vaksin astraZeneca di India berdampak pada kelancaran pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tanah air.

BACA JUGA: Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca, Sejumlah Warga Sulut Demam, Menggigil, Sakit Kepala, Lemas

"Pemerintah harus segera memikirkan alternatif pengadaan vaksin bagi kebutuhan nasional. Vaksin ini adalah kebutuhan mendesak," kata Saleh di Jakarta, Minggu (28/3).

Menurut Saleh, bila mengaku skema yang ada maka Indonesia membutuhkan 420 juta dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan 181,5 juta warga.

BACA JUGA: Mahfud MD Merespons Pernyataan Habib Rizieq, Kalimatnya Tegas

"Jumlah ini sangat besar. Tidak cukup hanya mengandalkan satu produsen saja," ucap ketua Fraksi PAN DPR itu.

Saleh menyebut vaksin dalam negeri seperti merah putih dan nusantara tidak kalah dengan produk impor.

BACA JUGA: Respons PA 212 soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Singgung Sidang Habib Rizieq

Para penelitinya bahkan mengeklaim untuk hal-hal tertentu, vaksin nusantara lebih baik dari vaksin impor.

Anehnya, kata Saleh, vaksin nusantara sampai hari ini belum mendapat izin untuk melanjutkan uji klinis tahap kedua. Padahal, jika diberi izin, vaksin itu diperkirakan sudah bisa produksi pada Juli 2021.

"Tidak salah jika kemudian banyak masyarakat yang berharap pada vaksin nusantara," kata legislator asal Dapil II Sumut itu.

Oleh karena itu, dia mendorong Kementerian Kesehatan, BPOM, peneliti, sponsor, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian vaksin nusantara segera duduk bersama.

Hal itu penting untuk menyamakan perbedaan persepsi dan pandangan terkait penelitian yang dilaksanakan. Dengan begitu, penelitian vaksin nusantara bisa segera dilanjutkan.

"Di tengah isu embargo saat ini, campur tangan pemerintah menjadi faktor penentu. Jangan biarkan negara lain mendahului kita dalam penelitian vaksin dendritik seperti ini," kata Saleh. (mcr8/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler