Menurut hasil penelitian dari Universitas Curtin, atap panel surya di Perth kini memproduksi energi sebanyak turbin terbesar di Australia Barat.
Profesor Peter Newman dari Universitas Curtin mengatakan, 20% dari rumah di barat daya Perth memiliki atap panel surya.
BACA JUGA: Kepala Suku Papua Nugini Ini Keliling AS Pakai Baju Adat
"Kami berada dalam posisi yang membanggakan untuk mengatakan bahwa atap panel surya di Perth kini menjadi pemasok terbesar listrik di sana, itu adalah pembangkit listrik terbesar di Australia Barat," sebutnya.
Ia berujar, "Ini hampir mencapai 500 megawatt dan berkembang pesat, pada tahun 2020, kami bisa mendapati setengah dari rumah tangga di Perth memiliki atap panel surya."
BACA JUGA: Serangan Satu Pukulan Kembali Makan Korban di Australia
Jaringan rumah di barat daya negara bagian ini- yang meliputi batubara, gas, angin dan tenaga surya -memiliki kapasitas untuk menghasilkan 5.300 megawatt listrik, tetapi hanya digunakan sekitar dua pertiga dari itu saat periode puncak di 2014/2015.
Jaringan itu membentang dari Kalbarri di wilayah Mid West hingga ke Ravensthorpe di selatan Australia Barat, mencakup wilayah metropolitan Perth.
BACA JUGA: Prediksi Tujuan Wisata yang Akan Populer di Tahun 2016
Tak termasuk tenaga surya, batubara meliputi sekitar 50% dari campuran produksi energi di Australia Barat, sementara gas mewakili 42% dan angin 6,3%.
Profesor Peter mengatakan, utilitas listrik di negara bagian ini perlu untuk beradaptasi dengan cepat terhadap pertumbuhan tenaga surya.
"Mereka tak memprediksi hal itu, mereka memiliki semua kontrak batubara dan gas yang berlangsung selama 20 atau 30 tahun dan mereka bahkan memiliki pembangkit listrik tua, memperbaikinya, tetapi tak pernah menggunakannya," ungkap sang Profesor.
Ia menyambung, "Terlepas dari periode puncak, kami benar-benar mengurangi konsumsi energi kami selama periode ini karena masyarakat tak membutuhkannya jika mereka memiliki panel surya di atap."
Perusahaan listrik ‘Synergy’ telah dihubungi untuk memberikan komentar.
Baterai berada di balik lonjakan panel surya
Kelemahan terbesar atap surya adalah ketidakmampuannya untuk memasok listrik setelah matahari terbenam.
Hal ini bisa diatasi dengan pemasangan sistem baterai besar yang memungkinkan rumah tangga menyimpan energi matahari untuk digunakan dalam periode puncak.
Manajer kebijakan di Dewan Energi Bersih atau Clean Energy Council, Darren Gladman, mengatakan, sampai saat ini, sistem penyimpanan baterai terlalu mahal untuk rata-rata konsumen.
Ia mengatakan, baterai rumah tangga akan menjadi semakin umum ketika produsen besar seperti perusahaan miliarder Elon Musk, yakni Tesla, masuk ke pasar.
"Pada 2016, munculnya baterai dan masuknya Elon Musk ke pasar akan benar-benar mengubah cara kita berpikir tentang energi. Kita tak hanya akan berpikir tentang memproduksi energi dari matahari, namun menghasilkannya dan menyimpannya," jelas Darren.
Ia menyebut, Australia akan menjadi pemimpin global dalam peluncuran teknologi baterai.
"Karena kami punya begitu banyak rumah tangga dengan panel surya di atap, harga listrik yang masuk akal dan sinar matahari berlimpah tentu saja, ini berarti kita adalah pasar utama," utaranya.
Ia mengimbuhkan, "Jadi itu membuat kami menjadi salah satu pasar pertama dari orang-orang seperti Elon Musk, tetapi juga ditargetkan oleh perusahaan lain yang menjual baterai."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Canberra Akan Diperbolehkan Menanam Sayuran di Trotoar Jalan