jpnn.com, PURBALINGGA - Bagi sebagian orang darah bisa menjadi sesuatu yang mengerikan.
Namun, rasa takut saja akan darah belum bisa dikatakan sebagai kondisi Fobia darah atau Hemophobia.
BACA JUGA: IDI Semarang Berikan Tip dan Pengobatan yang Tepat untuk Penyakit Parotitis
Hemophobia atau fobia darah adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan rasa takut berlebih terhadap darah.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga dengan alamat website idikotapurbalingga.org berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di daerahnya.
BACA JUGA: IDI Kebumen Berikan Pengobatan yang Tepat Bagi Penderita Alergi Susu Sapi
Organisasi itu bahkan saat ini telah meneliti terkait gangguan kesehatan fobia darah (hemophobia).
Apa saja faktor penyebab terjadinya hemophobia serta obat yang bisa meringankan pada penderitanya.
BACA JUGA: Cegah Bahaya Retinopati, Simak Info Penting dari IDI Kota Ungaran
IDI Kota Purbalingga menjelaskan bahwa hemophobia adalah ketakutan berlebihan terhadap darah yang dapat memicu reaksi cemas yang ekstrem. Beberapa faktor penyebab hemophobia meliputi:
1. Pengalaman trauma
Faktor utama fobia pada darah adalah faktor trauma.
Pengalaman negatif seperti cedera serius yang melibatkan darah atau menyaksikan orang lain berdarah dapat memicu fobia ini.
Trauma psikologis dari pengalaman tersebut sering kali menjadi pemicu utama.
2. Adanya faktor keturunan atau genetik
Ada kemungkinan bahwa fobia dapat diturunkan dalam keluarga. Jika anggota keluarga memiliki fobia, individu lain dalam keluarga mungkin lebih rentan mengembangkan hemophobia.
3. Pola asuh yang terlalu protektif
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan di mana orang tua atau pengasuh menunjukkan ketakutan berlebihan terhadap darah dapat mengembangkan fobia yang sama.
Ketakutan ini bisa ditularkan secara tidak langsung melalui pengamatan.
4. Kecemasan dan stres
Faktor terakhir yang bisa menyebabkan fobia darah adalah rasa cemas berlebihan dan stres.
Individu dengan gangguan kecemasan atau gangguan panik mungkin lebih rentan terhadap perkembangan hemophobia.
Stres jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan fobia.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi gangguan fobia pada darah atau hemophobia?
IDI Kota Purbalingga telah merangkum cara mengatasi gejala hemophobia.
Untuk mengatasi hemophobia, atau fobia terhadap darah, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan.
Berikut adalah beberapa kategori obat yang umumnya digunakan meliputi:
1. Obat Antidepresan
Fluoxetine atau sertraline merupakan obat yang dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi yang sering menyertai hemophobia.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar neurotransmitter di otak yang berperan dalam meningkatkan suasana hati atau mood.
2. Obat Anti-Kecemasan
Obat Benzodiazepines adalah obat yang dapat membantu mengurangi kecemasan yang muncul saat menghadapi situasi yang berhubungan dengan darah.
3. Obat Buspiron (Penenang)
Obat penenang dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala fisik yang muncul saat menghadapi ketakutan. Contohnya adalah Buspiron.
Penggunaan obat ini membutuhkan konsultasi dari dokter.
4. Terapi Psikologis
Meskipun bukan obat, terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi pemaparan juga sangat efektif dalam mengatasi hemophobia.
Dalam terapi ini, pasien belajar untuk menghadapi ketakutannya secara bertahap dan mengubah pola pikir negatif terkait darah.
Obat-obatan biasanya digunakan bersamaan dengan terapi psikologis untuk hasil yang lebih baik.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat sesuai kebutuhan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Info Penting dari IDI Jepara Soal Gangguan Mental ADHD Pada Anak dan Pengobatannya
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian