Atasi Krisis Air Bersih, BP Batam akan Bangun IPAL

Rabu, 12 April 2017 – 14:57 WIB
Ilustrasi. Foto: Batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam mendapat dukungan dari Pemerintah Korea Selatan melalui dana pinjaman sebesar 43 juta dolar Amerika untuk membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di kawasan Batam.

Pembangunan IPAL tersebut diperlukan karena beberapa tahun ke depan, Batam akan mengalami krisis air bersih.

BACA JUGA: BNN Kembali Berhasil Gagalkan Penyelundupan 2 Kg Sabu

Selain itu, Batam juga tak memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri.

Pembangunan itu akan dilakukan ditujuh titik daerah Batam secara bertahap.

BACA JUGA: Lagi, Polisi Tangkap Kapal Penyelundup 71 TKI Ilegal

Anggota Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha BP Batam Robert M Sianipar mengatakan beberapa tahun ke depan Batam terancam krisis air.

Untuk mengatasi itu, pemerintah harus segara mencari waduk-waduk tambahan atau memanfaatkan air limbah untuk diproses dan digunakan sebagai kebutuhan masyarakat.

BACA JUGA: Tiga Terdakwa Pembawa 101 TKI Terancam 10 Tahun Penjara

"Air kita sangat terbatas. Dan kita mendapatkan teknologi untuk pengelolaan air limbah hingga jadi air cukup bersih. Air tersebut sudah bisa digunakan untuk keperluaan ekonomi, industri dan masyarakat," kata Robert di Gedung Marketing BP Batam, Batamcenter, kepada Batam Pos, Selasa (11/4).

Dijelaskannya, pembangunan IPAL dilakukan di tujuh titik kawasan Batam diantaranya Bengkong, Batuampar, Nagoya, Batamcenter, Sagulung hingga Telagapunggur.

Bahkan air limbah yang diolah diharapkan bisa kembali dikonsumsi, tentunya dengan pemrosesan kembali. Dengan memasukan air limbah yang telah diolah jadi air bersih dan memasukan ke waduk.

"Untuk air minum harus diproses kembali dengan cara dimasukan ke dalam waduk dan diolah jadi air baku oleh ATB. Syaratnya air yang diolah itu tidak beracun dan tercemar," jelasnya.

Untuk konsultan hingga pembangunan dilakukan langsung oleh pihak Korea. Dimana pembangunan tahap awal dilakukan di kawasan Batamcenter yang membutuhkan 114 kilometer pipa. Dan memutuskan 11 ribu sabungan rumah warga untuk proses ini.

"Kami mulai prosesnya bulan April ini dan diharapkan bisa selesai 30 bulan kemudian atau September 2019. Proyek ini akan membuat 114 kilometer jaringan pipa dan membongkar 11 ribu sambungan ke rumah warga," terang Robert.

Kenapa pembangunan dan Konsultan dari Korea?, menurut Robet itu merupakan kesepakatan karena bantuan tersebut merupakan dari Korea. Dimana Korea memberi pinjaman lunak 43 Juta US Dollar atau Rp 387.712.253.500.

Pinjaman itu bisa dibayar dalam jangka 30 tahun dengan bunga hanya satu persen. Namun untuk komponen yang digunakan 60 persen dari Indonesia dan 40 persennya lagi merupakan produk Korea.

"Sistem pembayaraanya "soft loan", pemerintah akan membayar secara berangsur selama 30 tahun. Yang bayar Pemerintah pusat dengan kami (BP) Batam. Mungkin kedepannya kita juga akan minta bantuan pemerintah Provinsi dan Daerah. Karena ini untuk masyarakat dan Batam juga," imbuh Robert.

Menurut dia, teknologi dari Korea itu sudah teruji dibeberapa daerah di Indonesia seperti Bekasi dan rencananya DKI juga akan menyusul. Keunggulan teknologi tersebut juga tidak memakan banyak tempat, selama pengolahan juga tidak menimbulkan bau hingga lebih hemat biaya, dibandingkan teknologi IPAL sebelumnya.

"Banyak keunggulan dari teknologi IPAL ini. Untuk tahap awal pengawasan IPAL memang dilakukan Korea, namun kedepannya kita yang akan mengawasi, sehingga tidak tergantung lagi dengan Korea," papar Robert.

Ditempat yang sama, Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan mengatakan pengelolaan air limbah menjadi air bersih memang sangat mahal.

Namun manafaatnya dapat dirasakan jangka panjang oleh masyarakat, seperti negera Singapura. Dimana Singapura memanfaatkan setiap tetes air hujan untuk dikumpulkan menjadi air bersih.

Sekitar 30 persen air hujan yang telah diolah itu akan menjadi limbah dan limbah itu kemudian diolah lagi menjadi air bersih.

"Kita ingin seperti itu juga, mendaur ulang air hingga bisa digunakan oleh masyarakat. Apalagi melihat keterbatasan air di Batam yang hanya memiliki enam waduk," jelas Binsar.(she)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang Lion Air Melahirkan di Pesawat, Ini Fotonya..


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
IPAL   Batam   Korea  

Terpopuler