Atlet Angkat Besi Mati Terbakar, Pelakunya Diduga Sang Istri

Kamis, 27 April 2017 – 02:05 WIB
SEMASA HIDUP: Romansyah (berdiri dua dari kiri) semasa hidup saat menjalani latihan angkat berat. FOTO: BALIKPAPAN POS/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Sinyal adanya tersangka dalam kasus kematian Nur Romansyah (29), atlet angkat besi andalan Balikpapan, makin kuat.

Kepolisian telah meminta keterangan empat saksi.

BACA JUGA: Duh, Cedera Lifter Kebanggaan Indonesia Ini Kambuh Lagi

Nantinya, istri siri Romansyah berinisial IW juga akan diperiksa.

Romansyah diduga terlibat percekcokan dengan IW sebelum mengalami luka bakar hingga 95 persen.

BACA JUGA: Pelatnas Angkat Besi Bakal Angkat Kaki dari Cibubur

“Saat ini, kasusnya masih proses pendalaman di TKP. Sejauh ini, sudah ada empat saksi yang diperiksa di Mapolsek Balikpapan Selatan. Namun, keempat saksi ini tidak melihat langsung kejadian itu,” ungkap Paur Subbag Humas Polres Balikpapan Iptu D Suharto, Selasa (25/4).

Dia menambahkan, pihaknya masih menunggu IW yang masih terbaring di rumah sakit akibat mengalami luka bakar hingga 25 persen.

BACA JUGA: Tegang, Mengharukan, Terima Kasih Yuni!

“Istrinya menjadi saksi kunci dalam kasus ini. Tapi istrinya sendiri masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, belum bisa kami mintai keterangan,” bebernya.

Sementara itu, empat saksi yang telah diperiksa, di antaranya, anak dan para tetangga yang membantu mengevakuasi korban saat kejadian.

Menurut keterangan yang diperoleh sementara, terjadi percekcokan sebelum peristiwa memilukan itu terjadi.

“Dari keterangan para saksi, sebelum kejadian sempat terjadi cekcok dan akhirnya keduanya terbakar di dalam kamar,” tandasnya.

Di sisi lain, I Komang Agus, teman Romansyah mengatakan, korban mengaku selalu dimanfaatkan IW untuk menghadapi koperasi.

Pasalnya, IW harus membayar utang setiap harinya sebesar Rp 3,5 juta dari beberapa koperasi.

 Uang pinjaman tersebut digunakan IW untuk membeli barang-barang bermerek. “Cuma Rp 1,5 juta yang dikasih. Setiap hari seperti itu. Kadang lebih sedikit. Nah, puncaknya ketika 13 Maret lalu. Mau pinjam uang ke teman, termasuk saya, tapi tak ada. Akhirnya emosi memuncak,” terang I Komang yang membawa jenazah Romansyah ke Lampung.

Dia menambahkan, sekitar pukul 23:45 Wita, IW mendatangi kediaman Romansyah bersama sang anak.

Namun, sebelum bertemu, IW sempat membeli bensin tepat di sebelah mes.

“Dari keterangan yang saya dapat dari warga sekitar, katanya sempat beli bensin. Ditanya petugas keamanan untuk apa, dibilang buat bakar-bakar. Nah, setelah itu, belum lama, tiba-tiba anak IW yang juga diajak berteriak minta tolong karena kamar yang ditempati mengeluarkan asap,” jelasnya. (pri/war/k1)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler