Audit Keuangan Klub ISL Sebelum Unifikasi

Jumat, 20 September 2013 – 08:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kompetisi nasional sepanjang musim 2012-2013 menyajikan fakta kurang bagus di sisi finansial. Tradisi nunggak gaji tetap saja menjadi polemik klub-klub tersebut. Bukan hanya klub-klub di Indonesia Premier League (IPL), kontestan Indonesia Super League (ISL) pun juga diserang wabah tahunan itu.

Tidak terhitung berapa klub yang kolaps dari sisi keuangannya. Bahkan, klub besar sekaliber Sriwijaya FC saja sampai harus nunggak gaji. Padahal, tahun depan sudah mulai melangkah ke penyatuan liga atau unifikasi liga. Jika tidak diatasi, polemik ini tidak akan berhenti, melainkan terus bertambah.
 
Makanya, sebelum mulai melangkah ke unifikasi liga itu, PT Liga Indonesia (PT LI) selaku operator ISL perlu melakukan audit sisi finansial klub-klub calon kompetitor di kompetisi musim depan.

BACA JUGA: Swansea Menang Telak, Laudrup Anggap Pengalaman

"Dan itu rencananya akan mulai kami lakukan pada bulan November nanti," ujar CEO PT LI, Joko Driyono saat ditemui di kantornya, kemarin (19/9).

Menurutnya, ini saatnya operator liga diberi kewenangan untuk masuk ke aspek finansial lebih dalam dari sebuah klub. Jadi, bukan hanya menerima laporan akhirnya saja setiap akhir musim. Melainkan ke hal hal lain mencakup laporan berapa budget yang dimiliki klub dan bagaimana cara mereka mengelolanya.

BACA JUGA: Lazio Hanya Menang Sebiji Gol

Ke depan, hasil dari audit finansial ini bisa saja dijadikan sebagai regulasi yang mengatur alur belanja klub-klub. Sehingga, ending-nya tidak akan ada lagi klub-klub yang sampai menunggak gaji seperti akhir-akhir ini.

"Jadi klub bisa lebih inner looking, pembelanjaan pemain pun dapat lebih disesuaikan dengan kemampuan finansialnya sendiri," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI itu.  

BACA JUGA: Fiorentina Langsung Pesta Gol

Hanya itu satu-satunya jalan yang bisa ditempuh di luar belum bisa diterapkannya salary cap atau financial fair play di klub-klub Indonesia. Salary cap sudah beberapa kali akan diuji coba, tapi selalu mendapat tentangan dari pemain ataupun pihak klub sendiri. "Tanpa ada regulasi yang jelas, maka tidak akan bisa berhasil," imbuhnya.  

Menunggak gaji menjadi satu pengalaman kurang mengenakkan dari asisten pelatih timnas U-16, Mundari Karya. Gajinya beberapa bulan belum dibayarkan saat menangani PSPS Pekanbaru.

Dia berharap PT LI dan PSSI mengawal jalannya proses finansial di klub, baik pembayaran down payment (DP) kontrak ataupun gajinya. "Supaya jangan sampai berjatuhan lagi korban-korban pemain atau pelatih yang belum dibayar gajinya," jelasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Swansea Benamkan Valencia di Mestalla


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler