Mantan bos mata-mata Australia, David Irvine memperingatkan bahwa teroris bisa segera meluncurkan serangan cyber yang sangat merusak. Karenanya Ia mendesak Australia untuk berbuat lebih banyak untuk membangun sebuah negara yang kokoh keamanan internetnya.David Irvine - yang mengundurkan diri sebagai Direktur Umum ASIO tahun lalu juga memprediksi meningkatnya ketegangan di Asia akan semakin banyak diperdebatkan di dunia maya. Dalam peluncuran laporan internet baru oleh Institut Kebijakan Strategis Australia, Irvine mengatakan meskipun organisasi teroris belum menunjukkan kemampuan serangan cyber yang canggih, Australia harus bersiap untuk menghadapi yang terburuk. "Kita harus mengantisipasi, mengingat kecanggihan yang sudah mereka tunjukan dalam menggunakan internet untuk propaganda dan alasan lain, bahwa mereka bisa saja mengembangkan kemampuan serangan yang merusak dalam waktu dekat," katanya.
Dalam laporan ASPI — Kedewasaan Internet di Kawasan Asia Pasifik (Cyber Maturity in the Asia-Pacific Region) — menunjukan Australia telah jatuh ke posisi dua ke posisi kelima dalam hal kebijakan dan praktek Internet.
BACA JUGA: Menlu Australia Julie Bishop Lari Pagi di Tengah Kabut Asap Sumatera
Laporan ini menyimpulkan AS masih tetap menjadi negara-negara regional yang paling maju di Asia-Pasifik, tapi Australia telah mengalami kemunduran akibat "kemajuan daerah yang cepat" yang dipimpin oleh Jepang, Korea Selatan dan Singapura.Berbicara di Canberra, Irvine mengatakan dunia maya akan menjadi platform untuk menciptakan ketegangan di Asia. "Kita juga bisa mengantisipasi ketegangan politik di kawasan yang dapat dimainkan di dunia maya seiring dengan fakta kalau internet semakin menjadi media lain dalam kompetisi internasional dan untuk tujuan mempromosikan kepentingan nasional," katanya. Irvine mengatakan ancaman serangan cyber yang terorganisir satu negara terjadi melampaui informasi pemerintah untuk memasukkan data "pribadi dan komersial".
BACA JUGA: Tak Ideal Jika Australia Tak Bisa Penuhi Kuota Eskpor Sapi ke Indonesia
BACA JUGA: Lewat Cerita, Stigma Pecandu dan Pemalas dari Tunawisma Bisa Terhapuskan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkat Kisah Korban, Diskusi Peristiwa 1965 di Bali Bantah Bahas Komunisme