Anjing pelacak di Australia kemungkinan akan dikerahkan untuk melawan COVID-19. Mereka akan dilatih untuk mendeteksi orang yang mengidap virus corona di bandara. 

Tapi kemungkinan ini masih diuji coba oleh Pemerintah Australia.

BACA JUGA: Pertemuan 2+2, Pak Prabowo dan Bu Retno Bakal Jamu Menteri Australia

Colleen Eiser telah melatih anjing untuk badan 'Biosecurity Australia' selama enam tahun. 

Ia mengatakan anjing dapat mendeteksi virus melalui bau badan manusia.

BACA JUGA: Paspor Vaksin Internasional Akan Tersedia Mulai Oktober, Namun Belum Jelas Soal Pembukaan Perbatasan

"Ketika anjing-anjing dikerahkan,  mereka tidak melakukan kontak langsung dengan orang-orang, mereka hanya mengendus sampel keringat dan bisa menemukan ada perbedaan bau keringat ketika seseorang terinfeksi COVID-19," katanya.

"Apa yang kami lakukan berdasarkan penelitian kelompok anjing pendeteksi lain, yang sudah dilatih menemukan orang yang tertular malaria."

BACA JUGA: Waspada, Ada Varian Baru COVID-19 Mengancam, Ditemukan di 46 Negara

"Hidung anjing benar-benar luar biasa dibandingkan dengan manusia."

Tiga ekor anjing yang sedang dilatih ini biasanya ditugaskan untuk mendeteksi hama di koper-koper di bandara Australia, kata Colleen, manajer teknis untuk anjing pendeteksi.

"Anjing-anjing itu sebagian besar disediakan oleh Australian Border Force, tetapi ada ratusan anjing di dunia [yang sedang dipelajari untuk mendeteksi COVID]," katanya.

"Kami mendapatkan hasil yang baik dari kondisi klinis yang terkendali dan saat ini sedang dilihat bagaimana transisinya ke pelaksanaannya."

Colleen mengatakan ada potensi untuk menggunakan anjing pelacak sebagai "mekanisme pendukung" dengan tes COVID-19 lewat metode 'swab'  Kemampuan anjing mengendus hama

Menggunakan anjing untuk mendeteksi ancaman biosekuriti di Australia bukanlah hal baru.

Colleen mengatakan Australia mulai mengerahkan anjing pada tahun 1992 untuk mendeteksi hama pertanian dan biosekuriti.

"Kami melatih anjing untuk mendeteksi enam kelompok komoditas berbeda yang bisa menjadi sarang hama dan penyakit," katanya.

"Saat ini kami mencegat banyak daging [yang masuk ke Australia] untuk menanggapi penyakit African Swine Fever dan juga jeruk untuk mencegah masuknya penyakit kanker jeruk."

"Pelatihan lainnya terkait hama dan penyakit tertentu adalah uji coba yang kami lakukan pada kutu busuk berwarna coklat."

Kutu busuk berwarna coklat ini telah memakan dari 300 spesies tanaman pertanian dan tanaman hias.

Jika serangga ini berkembang biak di Australia, akan sangat sulit dan mahal untuk dikelola karena tidak mudah dikendalikan dengan pestisida.

"Ini adalah serangga yang sangat jahat," kata Colleen.

"Ini adalah risiko besar bagi industri hortikultura kita dan kutu ini masuk ke Australia lewat kargo impor, termasuk koper."

Pemerintah Australia akan mengerahkan dan melatih anjing pendeteksi COVID, jika uji coba nantinya berhasil.

“Mengingat kerumitan seputar pelatihan, kami akan melatih anjing untuk deteksi COVID, bukan mengalihkan dari tugasnya [mendeteksi hama pertanian]” katanya.

"Anjing kami pensiun setelah berusia sekitar delapan tahun. Mereka memberikan pelayanan yang sangat baik dalam jangka waktu yang lama dan pantas untuk mendapat pensiun yang layak."

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam bahasa Inggris.

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... India Klaim Urine Sapi Ampuh Sembuhkan Covid-19, Benarkah?

Berita Terkait