Menteri Pariwisata Australia Dan Tehan mengisyaratkan rencana pemerintah federal membuka kembali perbatasan negara ini paling lambat pada musim liburan Natal.

Menteri Tehan menyebutkan pemerintah sedang menyiapkan sistem yang memungkinkan warganya meninggalkan Australia dan pulang kembali tanpa harus menjalani karantina hotel 14 hari.

BACA JUGA: Sejumlah Orang Keluhkan Sertifikat Vaksin yang Belum Tersedia di Aplikasi PeduliLindungi

"Kami sedang mempersiapkan hal itu untuk memastikan bila perbatasan internasional dibuka, paling lambat pada musim Natal, warga Australia sudah bisa bepergian dengan QR Code yang ditautkan ke paspor, yang akan dapat menunjukkan bukti vaksinasi,” katanya, pada hari Rabu (22/9).

Ia mengakui masih ada beberapa isu terkait program karantina rumah, namun pada akhir tahun diharapkan sebagian besar negara bagian dan teritori telah memiliki program seperti ini.

BACA JUGA: Warga Menangkan Gugatan terhadap Pemerintah RI, Bagaimana Realitanya?

"Namun rencana ini pada prinsipnya didasarkan atas tingkat vaksinasi 80 persen secara nasional," ujarnya.

Menurut rencana ini, warga Australia akan diizinkan bepergian ke luar negeri lagi setelah 80 persen penduduk berusia 16 tahun ke atas telah dua kali divaksinasi COVID-19.

BACA JUGA: Indonesia Menanggapi Soal Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir Australia yang Dibantu Amerika Serikat dan Inggris

Sementara bagi warga Australia yang baru menerima salah satu vaksin yang disetujui di Australia — yaitu vaksin AstraZeneca (atau Vaxzevria), Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson — akan dikarantina di rumah untuk jangka waktu yang lebih singkat.

Australia Selatan saat ini sedang menguji coba program karantina rumah yang lebih singkat sedangkan New South Wales akan memulainya dalam beberapa minggu mendatang. Perjalanan ke luar negeri masih belum jelas

Terkait dengan perjalanan ke luar negeri, belum jelas apakah hal ini akan langsung diizinkan atau dilakukan secara bertahap ke negara-negara tertentu terlebih dahulu.

Namun, Menteri Tehan membenarkan bahwa pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah Kedutaan negara-negara sahabat tentang paspor vaksin Australia.

Pembicaraan dilakukan untuk memastikan paspor vaksin Australia akan diterima di negara yang bersangkutan.

Dia juga mengonfirmasi bahwa pembicaraan tentang koridor perjalanan dengan negara lain di luar Selandia Baru masih terus berlangsung.

Mulai bulan Oktober 2021 pemerintah akan menerbitkan paspor vaksin Australia untuk melakukan perjalanan internasional.

Paspor akan disimpan di aplikasi telepon seluler dan memuat informasi yang sama dengan paspor biasa, ditambah dengan kode QR yang memungkinkan petugas perbatasan di luar negeri untuk memindai dan memeriksa status vaksinasi Anda.

"Sistem kode QR sertifikasi vaksin kami telah dikirim ke semua Kedubes kami di negara lain untuk memastikan hal ini dapat diterapkan," kata Menteri Tehan.

Ia menyebutkan bahwa sistem kode QR telah diterapkan pada negara-negara yang akan dibuka perjalanannya dengan Australia.

Paspor vaksin internasional akan terpisah dari sertifikat vaksin domestik yang hanya akan digunakan untuk kegiatan bisnis Australia ketika pembatasan dilonggarkan.

Kabinet Nasional telah menyetujui untuk memasukkan status vaksinasi setiap warga ke dalam aplikasi check-in di masing-masing negara bagian agar memudahkan mereka untuk membuktikan diri telah divaksinasi atau memiliki pengecualian. Paspor vaksin untuk perjalanan internasional

Pada Oktober mendatang, paspor vaksin untuk perjalanan internasional akan diluncurkan oleh pemerintah.

Paspor ini akan menjadi bagian dari sistem yang disepakati secara internasional, seperti ePassport, dengan aplikasi dan paspor yang memenuhi standar internasional.

Ketika pulang kembali ke Australia, mereka tidak perlu lagi menunjukkan paspor vaksin, karena informasi tentang vaksinasi akan ditautkan ke paspor mereka.

Pemerintah Australia berharap meskipun negara-negara lain tidak menggunakan vaksin yang sama, namun mereka akan menerima jenis vaksin yang digunakan di Australia.

Misalnya, AstraZeneca tidak digunakan di Amerika Serikat tapi telah diberikan persetujuan darurat oleh WHO — hal ini diakui oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Sedangkan bagi mereka yang datang ke Australia nantinya, pemerintah hanya akan mengakui vaksin yang disetujui oleh regulator medis nasional Therapeutic Goods Administration (TGA).

Paspor vaksin akan membantu orang yang memiliki pengecualian untuk bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat agar tidak harus menjalani karantina saat mereka tiba di negara lain.

Tiap-tiap negara menangani masalah paspor vaksin secara berbeda, tapi semuanya dengan tujuan yang sama untuk memfasilitasi perjalanan bagi orang yang telah divaksinasi.

Di Eropa, mereka memiliki sertifikat COVID digital yang juga dapat dicetak, untuk membantu setiap orang membuktikan bahwa mereka pernah disuntik dan diizinkan bepergian.

Di Amerika, para pelancong telah menggunakan bukti kartu vaksinasi yang dikeluarkan CDC untuk masuk ke Eropa, Kanada, dan Inggris.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari sumber ABC News di sini dan di sini.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beberapa Tujuan Wisata di Asia akan Segera Dibuka Kembali, Warga Tetap Berhati-hati

Berita Terkait