Australia Kagumi Cara Indonesia Tangani Terorisme

Rabu, 07 Maret 2018 – 23:40 WIB
Kepala Kepolisan Federal Australia Adrew Colvin berbincang dengan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius. Foto: BNPT

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kepolisan Federal Australia Adrew Colvin terkesan dengan cara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menanggulangi terorisme.

Hal itu dikatakan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius usai menerima kunjungan Adrew di kantor BNPT, Jakarta, Selasa (6/3).

BACA JUGA: Saling Memaafkan Untuk Bangkit Demi NKRI yang Lebih Baik

“Kepala Polisi Federal Australia menanyakan kepada kami bagaimana masalah penanggulangan terorisme yang dilaksanakan oleh BNPT sejauh ini. Kami jelaskan bahwa kami mengombinasikan antara hard approach (pendekatan keras melalui penegakan hukum) dan soft approach (pendekatan lunak),” ujar Suhardi.

Dia menambahkan, hard approach itu tidak menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, dirinya lebih memaparkan cara BNPT menggunakan pola soft approach.

BACA JUGA: Amerika Mendadak Tutup Kantor Kedubes di Turki

“Saya katakan bahwa yang kami utamakan selama ini adalah masalah soft approach, bagaimana menyentuh akar masalah yang selama ini menjadi masing-masing variabel penyebab terorisme itu dengan baik,” ujar mantan Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Sestama Lemhanas) RI itu.

Untuk lebih meyakinkan delegasi AFP, dia juga memutar film mengenai upaya BNPT yang telah membuat boarding school di Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara dan di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

BACA JUGA: Tampang Bule, Nama Arab, Ternyata Tukang Racik Bom

Di dua lokasi tersebut dibangun pesantren untuk menampung anak-anak dari mantan napi teroris atau kombatan agar mereka tidak mengikuti jejak orang tuanya.

“Bagi pihak Australia (AFP) untuk yang di Desa Tenggulun ini sangat special sekali di mata mereka. Karena di situlah tempat 1,2 ton bom Bali dibuat kemudian dikirim ke Bali untuk diledakkan. Jadi, itu sangat berkesan bagi AFP,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.

Dia juga menjelaskan bahwa di Desa Tenggulun ada 38 mantan narapidana kasus terorisme.

Ada juga kurang lebih 100 orang anak-anak mantan napi terorsme yang selama ini mungkin dimarginalkan.

“Dan sekarang tempat tersebut sudah berubah dari desa teroris menjadi desa yang damai sehingga menjadi desa yang dapat menyampaikan pesan damai antiradikal di situ. Nah, itu rupanya itu sesuatu yang luar biasa bagi pihak AFP,” ujarnya 

Dia mengklaim AFP  pun menyadari bahwa pola hard approach itu tidak menyelesaikan masalah.

Delegasi AFP juga menyimak dengan baik mengenai langkah-langkah lain yang dilakukan BNPT.

Misalnya, bagaimana mengurus eks napi teroris yang sudah sadar, anak-anaknya, bahkan sudah mengembang kepada korban-korban dari aksi terorisme.

Dia juga memaparkan agenda pertemuan antara korban dengan mantan napi terorisme pada pekan lalu.

Saat itu, mereka saling memaafkan. Menurut Suhardi, AFP sangat terkesan dengan langkah yang diambil BNPT.

“Ini menjadi suasana yang baru bagi AFP dan akan dipelajari betul masalah soft approach ini,” ujar Suhardi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kondisi Ustaz Abu Bakar Baasyir Kian Memprihatinkan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler