Mulai hari Sabtu malam (28/3), semua penumpang dari luar negeri yang baru tiba di Australia harus menjalani karantina selama dua minggu di hotel di mana mereka tiba. Penumpang yang baru tiba di Australia akan dikarantina di kota kedatangan, bukan di kota mereka tinggal Tasmania melarang lebih dari 10 orang berkumpul mulai Jumat sore pukul 6 Banyak kasus COVID-19 ditemukan di kawasan-kawasan dengan penduduk kelas atas

 

BACA JUGA: Kisah Perjuangan Tiongkok Melawan Virus Corona Bakal Dijadikan Sinetron

Pengumuman ini dikeluarkan oleh Perdana Menteri Scott Morrison hari Jumat (27/3/2020), yang juga mengatakan biaya penginapan di hotel akan ditanggung oleh pemerintah.

Kebijakan ini diambil karena mereka yang baru tiba di luar negeri, yang seharusnya menjalani karantina sendiri, malah tidak melakukannya.

BACA JUGA: Ajudan Wagub Sumut Positif COVID-19, Nih Riwayat Perjalanannya

Ada kekhawatiran tinggi jika mereka akan menyebarkan virus ke warga lokal, terutama yang baru turun dari kapal pesiar.

Sejauh ini, sebagian besar kasus positif COVID-19 yang terjadi di Australia berasal dari mereka yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

BACA JUGA: Si Cantik Julie Jadi Korban Termuda Akibat Virus Corona di Eropa

Pasukan militer Australia akan dikerahkan untuk menjaga hotel-hotel yang akan digunakan menampung warga yang baru datang, termasuk membantu polisi untuk memastikan karantina dipatuhi.

"Bila rumah mereka di Australia Selatan atau di Perth, atau di Tasmania, dan bila mereka tiba di Melbourne, mereka akan dikarantina di Melbourne."

Di Melbourne, Kepala Negara Bagian Victoria, Premier Daniel Andrews mengatakan saat ini sekitar 1.300 sampai 2.000 orang tiba di Melboourne setiap harinya.

Jumlah tersebut diperkirakan akan menurun di hari-hari mendatang.

Premier Andrews mengatakan mereka yang baru kembali "akan diinapkan, diberi makan dan dipindahkan" tanpa biaya sama sekali.

Ini dilakukan untuk memastikan mereka yang baru kembali dari luar negeri mengikuti aturan dimana mereka harus berada di sebuah lokasi statis.

Dia juga mengatakan bahwa mereka yang sebelumnya sudah kembali ke Australia dan menjalani karantina di rumah, polisi akan semakin banyak berkunjung untuk memastikan mereka tinggal di rumah.

"Kalau anda melakukan sesuatu yang salah, anda akan tertangkap," katanya.

Sementara di Tasmania, mulai pukul 6 sore Jumat ini, kerumunan atau berkumpul tidak boleh lebih dair 10 orang, baik di tempat publik atau di rumah pribadi.

Kecuali jika memang ada 10 orang yang harus tinggal di sebuah rumah atau properti. Photo: Salah satu kawasan paling sibuk di Melbourne, di depan Stasiun Flinders St tampak sepi karena adanya wabah virus corona. (ABC News: Ron Ekkel)

  Kekhawatiran meningkatnya penularan lokal

Tindakan karantina paksa dilakukan karena jumlah kasus positif virus corona di Australia sudah mencapai angka tiga ribu orang.

Ada kekhawatiran di negara bagian Victoria, dengan ibukota Melbourne, akan meningkat penularan langsung antara individu.

Di Victoria hari Jumat, dalam 24 jam terakhir terjadi peningkatan 54 kasus baru, sehingga keseluruhan mencapai 574 orang.

Kasus penularan yang terjadi antar warga naik dari sembilan kasus menjadi 16 kasus.

Dengan peningkatan kasus penularan di dalam negeri, pemerintah negara bagian Victoria mendesak pembatasan pergerakan warga yang lebih ketat. Pandemik virus corona
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.

 

Salah satu kawasan di Melbourne yang sejauh ini paling banyak warganya tertular virus corona adalah yang berada di bawah naungan 'Stonnington Council'.

Kepala pemerintahan Stonnington, Steve Stefanopoulos kepada Radio ABC Melbourne mengaku terkejut di wilayahnya ada 58 kasus.

Ia menyerukan kepada seluruh warga Australia untuk tidak keluar rumah.

Berdasarkan laporan sebuah surat kabar, sebagian dari mereka yang tertular telah datang ke sebuah acara di kawasan Toorak.

Steve memberikan tanggapan dengan mengatakan mereka yang menyelenggarakan acara itu "mungkin tidak tahu".

"Mungkin mereka tidak tahu mereka tertular saat itu, kita tidak perlu menyalahkan mereka," katanya.

"Tapi sekarang kita semua tahu apa yang kita lakukan, kita harus tinggal di rumah dan tidak lagi mengadakan acara makan malam atau kumpul-kumpul, dan tetap menjaga jarak."

Steve juga mengaku heran melihat beberapa warga yang masih merasa tidak ada pandemik sama sekali.

"Kota memang lebih sepi, namun masih ada warga yang belanja di toko-toko."

"Bukan belanja kebutuhan pokok, yang memamg masih diperbolehkan, tapi berjalan-jalan seperti tidak terjadi apa-apa."

"Pulang ke rumah, jangan keluar dan jagalah keluarga anda sendiri." Photo: Food court di Prahran Market di Melbourne ditutup karena pembatasan terhadap restoran dan cafe yang hanya boleh melayani pesan antar saja. (ABC News: Ron Ekkel)

  Daerah pemukiman elit yang banyak positif corona Photo: Ribuan orang memadati Pantai Bondi di Sydney akhir pekan lalu padahal sudah ada larangan lebih dari 500 orang berkumpul di Australia. (AAP: John Fotiadis )

 

Sama seperti di Victoria, dimana banyak warga yang tertular tinggal di kawasan dengan status ekonomi menengah ke atas, di New South Wales (NSW) juga kasus terbanyak terjadi di pemukiman di bagian timur Sydney, yang kebanyakan warganya berpenghasilan tinggi.

Jika di Victoria wilayah dibagi menjadi council, di NSW disebut area pemerintahan lokal (LGA).

Waverley LGA yang meliputi pemukiman seperti Bondi, Bronte, Tamarama dan Vaucluse memiliki 105 kasus dari 1.405 kasus COVID-19 di NSW sejauh ini.

Tidak jauh dari sana, pemerintahan Woollahra, yang membawahi pemukiman paling mahal di Australia, seperti Point Piper, Paddington dan Double Bay, telah melaporkan 66 kasus.

Pusat kota Sydney memiliki 69 kasus COVID-19, sementara daerah pantai yang elit di utara Sydney mencatat 68 kasus.

Pekan lalu, NSW Health melaporkan bahwa terjadi penyebaran COVID-19 di kalangan 'backpacker' yang tinggal di kawasan Bondi.

Diketahui penyebarannya terjadi di antara beberapa turis yang menghadiri dua pesta terpisah, pada tanggal 15 Maret.

Sementara itu hari Jumat dan Sabtu lalu, ribuan orang memadati Pantai Bondi sehingga menimbulkan kritikan dari berbagai pihak.

Pemerintah lokal Waverley yang membawahi Pantai Bondi memutuskan untuk menutup pantai tersebut untuk umum.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosialisasi Pencegahan COVID-19, Bripka Saifuddin Jadi Sasaran Amukan Mahasiswa

Berita Terkait