jpnn.com - SYDNEY – Pemerintah Australia akhirnya ikut andil dalam konflik di Iraq. Langkah pertama yang diambil Negeri Kanguru itu adalah bersama Amerika Serikat (AS) menyediakan dan mendistribusikan senjata ke tentara kurdi Peshmerga.
Tentara Peshmerga kini memang menjadi ujung tombak penumpasan ISIS. Daripada tentara nasional Iraq, Peshmerga memang lebih efektif. Berbeda dengan tentara Iraq yang terpecah karena perbedaan Sunni dan Syiah, tentara Peshmerga terbilang sangat solid.
BACA JUGA: Beracun, Loom Band Ditarik
’’Pemerintah AS telah meminta Australia membantu mengangkut peralatan militer, termasuk senjata dan amunisi, sebagai bagian dari usaha multi negara,’’ terang Perdana Menteri Australia Tony Abbot.
Australia menerjunkan Royal Australian Air Force C-130 Hercules dan pesawat udara C-17 Globemaster. Negara-negara lain yang sudah bergabung dalam proyek pemberantasan ISIS tersebut, antara lain, Kanada, Italia, Prancis, Inggris, Albania, Kroasia, dan Denmark.
BACA JUGA: Bukan Perang, Hanya Konflik Domestik
Keputusan Abbott itu tentu bakal menuai kritik dari Partai Greens. Selama ini Abbott sudah dinilai terlalu terlibat dalam perang di Iraq. Namun, Abbott beralasan bahwa saat ini terjadi masalah kemanusiaan yang luar biasa buruk di Iraq.
Karena itu, Australia dan negara-negara lain perlu turun tangan. Terlebih, campur tangan Australia tidak sampai menerjunkan pasukan untuk perang langsung. Australia hanya mengirim makanan dan senjata.
BACA JUGA: Malaysia Airlines PHK 6 Ribu Karyawan
’’Tak ada seorang pun di antara kami yang ingin terlibat dalam perang lain di Timur Tengah. Tapi, ini penting untuk melakukan hal yang rasional. Tujuannya, mencegah genosida,’’ tegasnya.
Kemarin (31/8) Australia juga bergabung dengan militer AS untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan di Kota Amerli, Iraq. Yakni, 15 paket air, makanan, dan obat-obatan yang cukup untuk 2.600 orang. Di kota yang dikuasai ISIS tersebut, ada ribuan warga syiah Turkomen. ISIS menghentikan suplai makan, air, dan obat-obatan terhadap warga minoritas tersebut.
Kepala Pasukan Pertahanan Australia Mark Binskin mengungkapkan, nanti pengiriman senjata itu tidak sama dengan paket bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara. Paket senjata tersebut akan diberikan langsung kepada Peshmerga.
’’Kami ingin memastikan bahwa kami tahu ke mana perginya senjata dan amunisi itu ketika kami mengirimkan. Kami akan mendarat dan memberikannya langsung kepada pejabat di Peshmerga,’’ tandasnya.(AFP/BBC/The Australian/sha/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, IS Unggah Video Penggal Kepala
Redaktur : Tim Redaksi