Sampai dengan bulan November 2015 jumlah mahasiswa dan pelajar Indonesia yang menempuh studinya di Australia mencapai 19.219 orang. Jumlah ini merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan mahasiswa Indonesia yang studi di negara lain.
Dengan jumlah mahasiswa sebesar ini Indonesia menempati urutan ke-9 dari 20 negara asal jumlah mahasiswa asing Australia yang mencapai 640.922 orang.
BACA JUGA: Australia Jadi Tempat Perayaan Tahun Baru Imlek Terbesar di Luar Negara China
Delapan negara yang jumlah mahasiswa dan siswanya yang lebih banyak dari Indonesia adalah: China, India, Vietnam, Korea Selatan, Thailand, Brasil, Malaysia dan Nepal.
Walaupun mahasiswa Indonesia tersebar di seluruh negara bagian, namun jumlah mahasiswa Indonesia terkonsentrasi di tiga negara bagian yaitu New South Wales (10.049 orang), Victoria (5.144 orang) dan Western Australia (1.404 orang).
BACA JUGA: Australia Sedang Panen Raya Buah Naga
Jika ditinjau dari jenjang studinya, jumlah mahasiswa undergraduate yang paling banyak berada di negara bagian NSW, sedangkan jumlah mahasiswa postgraduate terbanyak menempuh studinya di Victoria.
Para mahasiswa asal Indonesia dalam salah satu acara perkenalan di Melbourne. (Foto: PPIA)
BACA JUGA: Warga Timor Leste Boleh Kerja di Kawasan Pertanian Australia
Data yang dikumpulkan oleh KBRI Canberra berdasarkan pembagian bidang studi pada level pendidikan tinggi, 6 bidang yang paling diminati Management and commerce, society and culture, engineering and related technology, creative arts dan natural and physical sciences.
Bidang lainnya yang dipelajari oleh mahasiswa Indonesia adalah health, architecture and building, education, agriculture, environment and related study, food hospitality and personal services dan mixed field program.
Di samping itu juga terdapat mahasiswa Indonesia yang mengambil dual qualification sebanyak 171 orang.
Di lain pihak pada lenjang pendidikan vokasi, bidang yang paling diminati adalah: management and commerce, food, hospitality and personal sciences, information technology, society and culture, creative arts dan engineering and related technology.
Terlihat bahwa bidang yang diminati dalam pendidikan vokasi adalah yang diperkirakan mudah untuk mendapatkan pekerjaan setelah mereka lulus.
Dalam kurun waktu 2011-2015 tren jumlah mahasiswa Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, dan stabil pada tahun 2015.
Di lain pihak pada kurun waktu yang bersamaan tren jumlah mahasiswa yang mengambil pendidikan vokasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 22,1 %.
Penurunan jumlah mahasiswa Indonesia ini terjadi di Victoria, Western Australia dan ACT. Sedangkan di NSW, Queensland Tasmania dan Northern Territory jumlah mahasiswa mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah mahasiswa terbesar terjadi di negara bagian NSW.
Bidang studi yang paling diminati mahasiswa yaitu management and commerce juga mengalami penurunan pada kurun waktu 2011-2015. Di samping itu bidang studi Information Technology dan Creative Arts, Engineering and related technology dan Engineering and related technology juga mengalami penurunan minat.
Bidang studi yang mengalami peningkatan minatnya adalah food, hospitality and personal services, Society and Culture, health, dan architecture and building Sedangkan bidang bidang lain yang stabil peminatnya adalah agriculture, environment and related study.
Pola tren minat studi yang berbeda jika dilihat pada pendidikan vokasi, dimana bidang management and commerce mengalami peningkatan yang signifikan. Bidang yang juga mengalami peningkatan minat adalah social and culture, health dan Information Technology, sedangkan bidang lainnya mengalami penurunan.
Pada level pendidikan tinggi urutan strata studi dari yang paling banyak sampai yang paling sedikit jumlah mahasiswanya adalah bachelor, master (course work), doctoral, diploma, graduate diploma, associate degree, master (research), graduate certificate dan advanced diploma.
Sedangkan pada level pendidikan vokasi urutan level yang paling banyak diminati adalah: diploma, certificate IV, certificate III, advanced diploma, certificate II, certificate I, dan vocational graduate certificate.
Dalam kurun waktu 2011-2015 jumlah mahasiswa Indonesia yang mengambil program diploma, certificate IV dan certificate III mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ronny R. Noor dalam keterangannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan Australia menjadi tujuan studi terfavorit bagi mahasiswa Indonesia.
"Yaitu faktor kedekatan geografis antara Indonesia dan Australia, faktor pelemahan dolar Ausralia yang memberikan pengaruh nyata terhadap keterjangkauan biaya studi dan faktor ketersediaan beasiswa dari pemerintah Indonesia dan Australia yang semakin meningkat." kata Prot Ronny Noor.
Di samping itu menurut Prof. Ronny R. Noor hal lain yang cukup menggembirakan adalah tren jumlah mahasiswa Australia yang melakukan studinya di Indonesia meningkat sangat tajam dalam kurun 2 tahun terakhir.
Sebagai contoh melalui program New Colombo Plan saja yang menawarkan program Internship, mentorship dan mobility program, dalam kurun waktu 2015-2016 ini jumlah mahasiswa Australia yang menempuh studinya di Indonesia mencapai 2.004 orang.
Dengan jumlah ini Indonesia merupakan negara terfavorit bagi mahasiswa Australia untuk menempuh studinya dimana 20% dari total 10 ribu penerima beasiswa New Colombo Plan memilih Indonesia sebagai tujuan studinya.
Pada tahun 2016 ini direncanakan sebanyak 823 mahasiswa akan berpartisipasi dalam 52 mobility program di Indonesia yang meliputi berbagai disiplin ilmu. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya.
Lebih lanjut Prof. Ronny R. Noor menyatakan bahwa meningkatnya jumlah mahasiswa Australia yang menempuh studinya di Indonesia membuka peluang dan kesempatan bagi institusi pendidikan dan non pendidikan di Indonesia untuk mempromosikan dirinya di tingkat Internasional.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasan Australia Utara Ingin Tingkatkan Turis Asal China