Pemerintah menyusun kebijakan yang nantinya membolehkan warga Australia yang telah divaksin melalukan perjalanan ke luar negeri dan kembali tanpa karatina di hotel. (ABC News: Michael Donnelly)
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengisyaratkan akan mengizinkan warga Australia bepergian ke luar negeri dan kembali tanpa harus menjalani karantina hotel, jika mereka telah divaksinasi COVID-19.
Namun, PM Morrison memperingatkan, program vaksinasi bukanlah "obat mujarab" dan negara ini harus bersiap menghadapi lebih banyak kasus COVID-19 jika perbatasan internasional dibuka kembali secara luas.
BACA JUGA: Pernyataan Tegas Menlu Retno Ditujukan kepada Negara Penimbun Vaksin COVID-19
"Jika kita membuka perbatasan dan mengizinkan orang datang, jumlah kasus akan meningkat dan warga Australia harus bisa menangani 1.000 kasus atau lebih dalam seminggu," katanya kepada media setempat.
"Sekarang populasi yang paling rentan telah divaksinasi. Saya rasa warga Australia tidak akan menerima adanya pembatasan dan penutupan perbatasan lagi," katanya.
BACA JUGA: Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial
Kabinet Nasional pekan lalu meminta masukan panel ahli medis tentang kapan Australia dapat membuka diri terhadap negara lain,.
"Apa yang sedang didiskusikan sekarang adalah bagaimana bila seorang warga Australia sudah divaksinasi melalui program kami dan kapan mereka dapat melakukan perjalanan ke luar negeri," kata PM Morrison saat bertemu warga di Perth.
BACA JUGA: Vaksin AstraZeneca Kembali Makan Korban, Baca Laporan dari Italia Ini
"Saya pikir di tahap awal, diutamakan bagi keperluan esensial, bisnis, alasan medis, teman dan keluarga, acara penting, pemakaman, dan sebagainya," ujarnya.
"Mereka bisa melakukannya dan kembali ke Australia tanpa perlu karantina hotel selama 14 hari," tambah PM Morrison.
Sebagai alternatif, warga Australia yang kembali dapat melakukan karantina di rumah atau di lingkungan lain yang tidak seketat karantina hotel.
"Saya pikir hal ini akan menjadi dorongan yang penting bagi orang untuk melakukan vaksinasi," jelasnya. Qantas masih akan membuka penerbangan internasional bulan Oktober
Sementara itu maskapai penerbangan nasional Qantas menyatakan tetap pada rencananya untuk memulai kembali perjalanan internasional pada bulan Oktober, .
"Kami menyiapkan pesawat dan staf untuk akhir Oktober tapi kami sangat fleksibel. Jika perlu membuka koridor sebelum Oktober, kami dapat melakukannya," kata Direktur Utama Qantas Alan Joyce.
"Jika kami perlu menundanya setelah Oktober karena vaksinasi belum berjalan secepat yang diharapkan, kami pun dapat melakukannya," tambahnya.
"Tapi kami masih berpikir akhir Oktober adalah tanggal terbaik bagi kami dan pemerintah terus melakukan pembicaraan itu dengan kami," kata Alan.
Dalam pernyataannya, Qantas mendukung usulan PM Morrison untuk menjadikan Singapura sebagai tujuan koridor perjalanan.
“Jelas ada banyak negara di kawasan ini, terutama di Asia-Pasifik, yang telah mengendalikan COVID secara ketat. Tak seketat Australia dan Selandia Baru, tapi mereka memberi peluang untuk pasar, seperti Singapura, Jepang, Taiwan," jelasnya.
"Kami juga aktif memantau Kepulauan Pasifik karena ada peluang bagus bagi tempat seperti Fiji dan Kepulauan Pasifik yang menurut kami akan sangat diminati," kata Alan.
Ia menambahkan negara-negara tersebut akan mensyaratkan penumpang untuk divaksinasi COVID-19 sebelum melakukan perjalanan internasional.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Vaksin Merah Putih, Unair Tidak Ingin Tergesa-gesa Lakukan Uji Klinis ke Manusia