Joan Bush bercanda bahwa dia tidak mungkin setua itu saat dia merayakan ulang tahunnya yang ke-109 di panti jompo.  (ABC News: Patrick Rocca)

Dua perang dunia, pandemi global, krisis ekonomi, dan pergantian Perdana Menteri Australia yang jumlahnya tak terhitung jari, semuanya sudah dialami Joan Bush semasa hidupnya.

Merayakan ulang tahunnya yang ke-109, Joan diyakini adalah orang tertua di negara bagian Victoria di Australia. 

BACA JUGA: Harga Apartemen Turun di Tengah Booming Properti di Australia

Usianya hanya selisih beberapa tahun lebih muda dari orang yang paling tua di Australia.

Bahkan untuk Joan sendiri, ini adalah sesuatu yang sulit ia percaya.

BACA JUGA: India Mengalami Gelombang Kedua Penularan COVID-19, Rumah Sakit dan Layanan Kremasi Jenazah Penuh

"Tidak mungkin saya berumur 109 tahun, terlalu mengerikan untuk direnungkan!" guraunya.

Joan merayakan satu tahap penting dalam hidupnya ini bersama dengan keluarga dan teman-temannya di panti werdha di bagian tenggara Melbourne.

BACA JUGA: Negara Bagian Victoria akan Bangun Pabrik Vaksin Berteknologi mRNA

Hari ini sangat istimewa," kata anak laki-laki sulung Joan, Richard Bush, yang berusia 76 tahun.

"Ia sudah menantikan hari ini dan acara ini. Saya pikir ia bisa hidup jauh lebih lama lagi," katanya sambil tertawa.

Minggu kemarin (11/04), Joan merayakan ulang tahunnya beberapa hari lebih awal bersama dengan keluarga besarnya, termasuk satu dari tujuh orang cicitnya, Audrey, yang masih bayi.

Ia memiliki tiga orang anak, 10 orang cucu, dan tujuh orang cicit, dan jumlah itu kemungkinan besar masih akan terus bertambah.

"Ini adalah contoh baik dari bagaimana sebuah keluarga bertumbuh dan bagaimana mereka mengenal sejarah keluarganya," kata Richard.

"Sejarah bisa jadi hal yang sulit untuk diingat, tetapi jika Anda punya sanak saudara yang hidup lebih dari 100 tahun, itu membuat sejarah lebih hidup dan lebih nyata."

"Anda bisa mengerti apa yang yang telah Joan lakukan. Ia telah hidup melewati dua perang dunia, yang menurut saya luar biasa."

Joan lahir di Somerset, Inggris, pada tahun 1912, hanya dua hari sebelum tenggelamnya kapal Titanic.

Saat berusia 22 tahun ia memutuskan untuk pindah sendirian ke pangkalan militer Inggris di Lucknow, India, pada tahun 1930-an.

Ia berjumpa dengan almarhum suaminya, Dick, saat Perang Dunia II, sebelum pindah ke Australia pada tahun 1947 dan kemudian memilih menjadi ibu rumah tangga di rumah.

"Ini adalah babak kehidupan yang bagus untuk Joan," kata Jo-Anne Buhler, pengasuh favorit Joan di panti werdha.

"[Dia] perempuan yang luar biasa. Tidak pakai alat bantu dengar, tidak ada gigi palsu, tidak ada kacamata. Pembaca yang antusias. Suka membaca buku," kata Buhler.

"Bersih, [dia harus] bersih. Dia seorang yang tangguh."

"Sampai sekitar 12 bulan yang lalu dia masih berolahraga dengan kami."

Joan selalu memperhatikan kesehatannya.

Ia selalu makan dengan baik dan teratur.

Ia pun belajar Bahasa Prancis, dan mempelajari permainan 'bridge' serta banyak bermain golf bersama suaminya.

Keluarganya memuji umur panjangnya karena ia tetap aktif dan terus-menerus menantang dirinya sendiri.

"Ikut ambil bagian, menerima tantangan baru. Saya pikir itu adalah pesan yang mungkin harus kita pelajari darinya," kata Richard.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari .

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Warga Australia Sulit Mendapat Mobil Listrik

Berita Terkait