Para pakar yang terlibat dalam skenario pemodelan yang digunakan Australia untuk menangani pandemi virus corona mengatakan Australia dalam posisi "beruntung", tetapi perjuangan melawan virus ini akan terus berlanjut, karena virus corona masih akan bertahan.

Perdana Menteri Scott Morrison dan Kepala Staf Medis Brendan Murphy memperlihatkan permodelan, kemarin siang (07/04).

BACA JUGA: Demi Menekan Penularan Corona, Yuri Mempersilakan Pemda Mengajukan PSBB

Pemodelan ini dilakukan oleh Doherty Institute di Melbourne yang selama ini memberikan masukan kepada para pemimpin negara bagian dan pemimpin federal.

Pakar penyakit menular dari Doherty Institute dan University of Melbourne, Profesor James McCaw, yang juga terlibat dalam pembuatan model skenario, mengatakan pemerintah Australia telah bertindak lebih awal.

BACA JUGA: Sedih, Bayi Tiga Bulan Positif Corona

"Kita berada dalam posisi yang beruntung, dimana kita dapat berpikir langkah-langkah selanjutnya," ujar Profesor James.

"Kita belum melihat rumah sakit yang kewalahan dan sepertinya tidak akan, jika kita terus mengambil keputusan sesuai dengan data yang tersedia."

BACA JUGA: Temukan 1.125 Sebaran Hoaks, Kemenkominfo Langsung Hubungi Perwakilan Medsos

Namun ia mengatakan bagaimana cara menanggapinya dalam jangka waktu panjang telah menjadi masalah bersama yang dihadapi di seluruh dunia.

Menurutnya, bahkan jika satu negara seperti Australia memberantas penyakit, epidemi ini sudah menyebar di seluruh dunia.

"Hampir tidak masuk akal membayangkan virus ini akan punah secara global, yang artinya, virus ini akan tetap bertahan disini. Penjelasan pemodelan di Australia

Kepala Staf Medis Australia, Brendan Murphy mempresentasikan beberapa grafik yang dibuat oleh Doherty Institute untuk melihat pergerakan pasien virus corona, berdasarkan data kasus internasional dan kondisi hipotetis (bukan angka sebenarnya) di Australia.

"Pemodelan ini tidak memprediksi apa yang akan terjadi di Australia, juga tidak memberi tahu Anda berapa banyak orang Australia akan tertular virus atau berapa banyak orang Australia akan menyerah pada virus itu," kata Brendan.

Tetapi pemodelan ini membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan yang bisa menekan angka penyebaran virus. Photo: Model yang dipakai Australia untuk menentukan kebijakan Australia dalam menangani pandemi virus corona. (Dokumen Departemen Kesehatan Australia)

 

Salah satu grafik menunjukkan, jika Australia tidak mengambil tindakan apapun untuk menghentikan penyebaran penyakit, sekitar 23 juta orang, atau 89 persen dari populasi, dapat terinfeksi.

Dalam skenario terburuk itu, sistem kesehatan akan hancur dan fasilitas perawatan intensif hanya dapat menampung 15 persen dari seluruh orang yang terinfeksi.

Pada grafik yang lain, dengan diperkenalkannya tindakan-tindakan, seperti karantina dan isolasi, pandemi digambarkan sedikit memuncak, namun masih membebani sistem kesehatan Australia.

Namun ketika 'social distancing', karantina dan isolasi diterapkan, kurva terlihat lebih rata dengan puncak yang berkurang signifikan dibandingkan skenario pertama, meski menyebar dalam jangka waktu lebih lama.

Model-model tersebut itu dipakai untuk mendorong aturan jarak sosial yang sekarang ketat diberlakukan di seluruh negara bagian di Australia, mulai dari pembatasan pertemuan, perjalanan, sampai aktivitas ekonomi.   Skenario 1:
tanpa tindakan Skenario 2:
karantina dan isolasi

Skenario 3:

karantina, isolasi, dan 'social distancing' (25%)

Skenario 4:

karantina, isolasi, dan 'social distancing' (33%)

Kondisi saat ini

(hingga 6 April 2020) Tingkat penularan 89,1% 67,5% 37,7% 11,6% 5.795 orang Jumlah yang dirawat di rumah sakit 5,4% 4% 2,2% 0,8% 448 pasien

Sumber: Dokumen yang dikeluarkan Departemen Kesehatan

Intervensi berupa karantina, isolasi, dan social distancing yang diwajibkan oleh Pemerintah Australia menjadi kebijakan yang dipilih berdasarkan pemodelan ini untuk meringankan beban sistem kesehatan.

Langkah social distancing yang ketat telah menghindarkan unit perawatan intensif Australia kewalahan merawat 35.000 pasien yang terkena virus corona.

Hasil dari penerapan kebijakan yang mengacu pada model hipotesis itu, kurva infeksi telah bergerak ke arah yang benar dan sesuai harapan. Photo: Kebijakan yang diambil Pemerintah Australia berdasarkan pemodelan Doherty Institute menggerakkan kurva ke arah yang diharapkan. (John Hopkins University)

 

Meski kurva sudah bergerak ke arah yang sesuai harapan, PM Morrison mengingatkan untuk tidak cepat berpuas diri.

Brendan Murphy menambahkan, pemodelan ini juga bukan prediksi kondisi di Australia.

"Ini sama sekali bukan prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di Australia," kata Kepala Staf Medis Brendan Murphy, yang menekankan sisi teoretis pemodelan.

Untuk mempertahankan arah pengendalian penularan wabah COVID-19, Morrison menekankan perlunya untuk tinggal di dalam rumah selama masa liburan paskah.

"Akhir pekan paskah ini akan sangat penting. Tetap di rumah," kata Morrison dalam keterangannya.

"Kegagalan untuk melakukannya akhir pekan ini akan sepenuhnya merusak semua yang telah kita capai sejauh ini bersama-sama." 

Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di dunia lewat situs ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Cuma Petugas Medis Corona, Tukang Pangkas Rambut pun Pakai APD

Berita Terkait