Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia menolak permohonan visa kunjungan bagi keluarga Hassan Asif, mahasiswa asal Pakistan yang kini menunggu "hari-hari terakhirnya" di Melbourne akibat kanker stadium lanjut.

Hassan Asif (25) datang ke Australia dengan tujuan belajar, namun didiagnosa menderita kanker yang sudah akut.

BACA JUGA: Bayi Dua Tahun dan Anjingnya Hilang Selama Tujuh Jam

Menurut pihak yang mengasuhnya saat ini, Melbourne City Mission, secara medis Asif diperkirakan tinggal memiliki beberapa minggu kesempatan untuk hidup.

Karena itu, keluarganya di Pakistan bermohon visa untuk mengunjungi Asif di saat-saat terakhirnya. Namun permohonan visa yang diajukan ibu dan saudara Asif itu ditolak Departemen Imigrasi.

BACA JUGA: Terjebak Banjir, Pria Australia Ini Jalan Kaki 40 Km Cari Bantuan

Departemen Imigrasi dalam pernyataannya kepada ABC menegaskan tidak dapat meninjau kembali penolakan visa tersebut.

Namun disebutkan bahwa anggota keluarga Asif bisa mencoba mengajukan kembali permohonan baru.

BACA JUGA: Tips Agar Liburan Natal Anda Tidak Jadi Sumber Stres

Departemen Imigrasi hanya bisa menyatakan simpati kepada Asif dan keluarganya.

Asif sendiri sejak penyakitnya semakin parah dan kondisi fisiknya makin menurun, telah ditampung di penampungan kaum tunawisma yang dikelola Melbourne City Mission.

LSM ini juga telah mendesak Menteri Imigrasi Peter Dutton untuk meninjau keputusannya.

"Adalah tindakan yang tidak bermoral jika kita membiarkan anak muda ini meninggal dunia tanpa orang tercinta di dekatnya," demikian dinyatakan Melbourne City Mission.

Juru bicara oposisi urusan imigrasi Richard Marles meminta Menteri Dutton menganulit keputusan penolakan visa bagi keluarga Asif tersebut.

Menurut Marles, jika alasan pemerintah menolak permohonan visa ini disebabkan karena petimbangan "alasan keamanan nasional" maka pemerintah harus menyatakannya secara terbuka.

"Situasi ini harus dihadapi dengan akal sehat dan seharusnya orang yang menunggu ajalnya ini bisa didampingi anggota keluarganya," ucap Marles kepada ABC.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah 38 Tahun, Hari Natal 2015 Akan Diterangi Bulan Purnama Langka

Berita Terkait