Direktur Jenderal Badan Intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan teror setahun ke depan, baik dari kelompok ekstrimis sayap kanan maupun kelompok agama. (ABC News)
Direktur Jenderal badan intelijen ASIO Mike Burgess menyatakan pihaknya mengantisipasi kemungkinan serangan terorisme di Australia dalam setahun ke depan.
Dalam rapat dengar pendapat di Parlemen hari Kamis (29/04), Mike Burgess menyebutkan meski ancaman utama tetap berasal dari kelompok ekstremis Islam Sunni, namun meningkatnya ekstremis sayap kanan juga menjadi perhatian utama.
BACA JUGA: Kasus COVID India Lampaui 18 Juta Orang, 29 di Antaranya Warga Negara Indonesia
"Jelas sekali, tingkat ancaman terorisme berada di level mungkin terjadi," katanya.
"Mengingat perkembangan yang kita saksikan dalam ekstremisme kelompok nasionalis dan rasis, kami mengantisipasi akan ada serangan teroris di negara ini dalam 12 bulan ke depan," jelas Mike.
BACA JUGA: Kamboja Lockdown Gegara Corona, Warganya Terancam Kelaparan
"Serangan bisa datang dari salah satu kelompok ideologis itu, karena keduanya mampu melakukan tindak kekerasan. Kepada merekalah fokus kami," tambahnya.
Dalam rapat itu Mike kemudian diminta mengklarifikasi komentarnya, bahwa dia benar-benar yakin serangan bisa terjadi setahun ke depan.
BACA JUGA: Istri Munarman Sudah Tanda Tangan
"Kami memiliki intelijen yang dapat dipercaya bahwa individu dan kelompok kecil memiliki niat dan kemampuan," katanya.
"Atas dasar itu, kami menilai bahwa kemungkinan akan ada serangan teroris dalam 12 bulan ke depan seperti yang telah kita lihat dalam 12 bulan terakhir," jelasnya.
"Ada dua serangan teroris di negara ini tahun lalu yang mengakibatkan dua orang Australia tewas," tambah Mike.
"Kami mengantisipasi kemungkinan dalam 12 bulan ke depan. Itu kemungkinan," ujarnya.
Mike memberikan keterangan ini di depan .
Dia menjelaskan, ekstremisme kelompok sayap kanan telah tumbuh dari 16 menjadi
Wakil Komisaris Kepolisian Federal Australia Ian McCartney mendukung pernyataan Mike Burgess tentang semakin berkembangnya kelompok ekstremis sayap kanan.
"Itu ancaman yang tumbuh paling cepat, tapi pada tahap ini bukan ancaman utama," jelas Ian McCartney.
Dalam kesempatan itu Mike Burgess menjelaskan keputusan pihaknya untuk menghindari penyebutan terminologi ekstrimisme "Islam" dan "sayap kanan" diambil setelah berdiskusi dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan.
ASIO sekarang menggunakan istilah "ekstremisme kekerasan yang dimotivasi oleh agama" dan "ekstremisme kekerasan yang dimotivasi secara ideologis" untuk menggambarkan mereka yang berusaha melakukan serangan teror.
"Kami tidak berpikir hanya dengan menetapkan spektrum politik seperti itu akan membantu mengatasi persoalan," katanya.
"Ini bukan larangan untuk menggunakan istilah lain. Bila kami harus menyebut ideologi tertentu, kami akan menyebutnya," tegas Mike.
Ketika ditanya oleh Kristina Keneally dari Partai Buruh apakah ada bukti kebencian terhadap perempuan yang ekstrem dalam wacana yang disebarkan oleh kelompok sayap kanan, Dirjen ASIO menjelaskan hal itu sejalan dengan narasi kelompok tersebut.
"Ini adalah narasi rasis supremasi kulit putih yang dialami sejumlah orang Australia, tidak semua, tetapi ada beberapa hal yang terjadi. Itu menjadi perhatian kami," kata Mike.
Bos ASIO ini memperingatkan bahwa menjadi kulit putih bukanlah satu-satunya kriteria terhindar sebagai target kelompok ekstrem sayap kanan.
"Jika Anda tidak percaya pada keyakinan mereka, Anda akan menjadi target dan mereka akan menyerang Anda," ujarnya.
"Senator Keneally merupakan contohnya. Dia menerima semua jenis komentar dari orang-orang yang tidak menyukai apa yang dia yakini," kata Mike.
"Menjadi orang kulit putih tidak menjadikan Anda benar di mata mereka (kelompok ekstremis sayap kanan)," tambahnya.
Mike Burgess dan Ian McCartney menyebut internet telah membuka jalan bagi kelompok ekstremis untuk meluaskan pengaruh dan membuat orang lain menjadi lebih radikal, sekaligus menyuburkan kebencian.
"Dunia daring merupakan faktor yang memperkuat ekstremisme," kata McCartney.
Wakil Komisaris juga mengatakan ancaman terbesar dari ekstremisme kekerasan berasal dari "aktor tunggal" yang berada di "pinggiran" kelompok ekstremis.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Komentar Suparji Ahmad soal Penangkapan Munarman