jpnn.com, WINA - Ada jarak sekitar 18 ribu kilometer yang membentang antara Kota Christchurch, Selandia Baru dan Kota Wina di Austria. Namun, aksi pembantaian jemaah masjid pertengahan Maret lalu berdampak serius di negara yang dipimpin Kanselir Sebastian Kurz tersebut.
Austria siap mengharamkan organisasi ultrakanan Identitarian Movement (IBOe) karena berkaitan dengan Brenton Tarran, si teroris Chirstchurch.
BACA JUGA: Intel Selandia Baru Diberi Kewenangan Memata-matai Rakyat Sendiri
Agence France-Presse menyatakan bahwa Austria memeriksa organisasi anti-Islam tersebut sejak awal pekan ini. Tepatnya, setelah menerima informasi tentang aliran dana dari teroris Christchurch ke organisasi yang dipimpin Martin Sellner itu.
BACA JUGA: Selandia Baru Permudah Keluarga WNI Korban Teror Christchurch Urus Visa
BACA JUGA: Polisi Selandia Baru Diselidiki terkait Pembantaian di Masjid Chirstchurch
Konon, Sellner menerima sumbangan 1.500 euro (sekitar Rp 24 juta). Aparat pun menggeledah apartemen Sellner pada Senin (25/3). "Investigasi masih berjalan. Yang jelas, radikalisme harus dimusnahkan," ujar Kurz sebagaimana dilansir The Guardian.
Radikalisme yang dia maksud adalah fanatisme Islam dan gerakan ekstrem. Baik ultrakanan maupun ultrakiri.
BACA JUGA: Cara PM Selandia Baru Merespons Teror Tuai Pujian
Setelah memastikan Sellner menerima donasi dari Brenton Tarrant untuk IBOe, aparat Austria kini mengevaluasi laporan tentang organisasi yang dianggap radikal tersebut.
Jika memang terbukti menganut paham radikal, IBOe bisa dikategorikan sebagai organisasi terlarang. Karena itu, Kurz harus membubarkannya. (bil/c20/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedubes Selandia Baru Yakin Pelaku Penembakan di Masjid Akan Mendekam Lama di Penjara
Redaktur & Reporter : Adil