Autis, 11 Tahun Bocah Hidup Terpasung

Agar Riyansyah Tak Menyakiti Diri Sendiri

Rabu, 14 September 2011 – 05:23 WIB

TANGERANG - Riyansyah (11) putra ke dua dari dua brsaudara pasangan Rodatul (40) dan Husni Hasbullah (43) warga Kampung Cibodas Kecil RT 07/03 Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang terpaksa harus hidup terpasung selama sembilan tahun silamIni akibat penyakit autis yang dideritanya sejak lahir tak kunjung sembuh. 

Di rumah kontrakan Jalan Jalam Mastam Cibodas Kecil itu, Rodatul dengan sabar merawat anaknya tanpa uluran tangan orang lain

BACA JUGA: 50 Tambak di Cilincing Kekeringan

Di kamar berukuran 2x3 meter ini, kedua kaki Riyansyah diikat ke ranjang besi yang ditempatinya
Bahkan kedua tangan bocah berbadan bongsor itu juga diikat di atas perut menggunakan kain sarung. 

"Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, kalau tidak salah sejak usianya 1,8 tahun

BACA JUGA: Sungai di Bekasi Tercemar Limbah Industri

Meski anak saya terlahir secara normal, namun anak kedua ini cukup pendiam
Saya membawanya ke RS Husada Insani untuk diobati

BACA JUGA: Purnawirawan TNI AD Dukung Pemindahan Ibukota

Tiba-tiba pada menjelang usia dua tahun, saat dirinya belajar tengkurap, tiba-tiba dia sering melukai dirinya dengan membenturkan kepala ke tembok atau benda keras lainnya," ujar mantan buruh parbrik tekstil itu kepada Tangerang Ekspres, kemarin. 

Selain sering membenturkan kepala, juga sering melukai tubuhnya dengan cara digaruk atau digesek-gesekkan ke benda-benda yang ada disekelilignyaMeski sudah berulang kali dibawa ke RSU Tangerang, namun penyakitnya tidak kunjung sembuhBahkan pada usia ke lima tahun, anak ini semakin parahUsahanya untuk melukai dirinya sendiri semakin sering dilakukan, terpaksa oleh RSU Tangerang dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta

"Menurut keterangan dokter, fisik anak saya memang normal tapi memang mengalami keterbelakangan mentalKami berusaha melakukan pengobatan seseuai kemampuan, mengingat biaya harus ditanggung sendiri," terangnya.  
Betapa tidak, dengan penghasilan suaminya yang pas-pasan sebagai seorang Satpam di PT Sulindapin Cimone Tangerang, keluarga kecil ini tidak mampu melanjutkan biaya pengobatan penyakit anaknyaBahkan untuk biaya transportasi ke RSCM saja, sering kali harus pinjam sanak saudara
  
"Pengobatan medis kita hentikan sejak usia ke lima tahun namun upaya lain kami tempuhMulai dari para normal, tabib hingga orang-orang pintarNamun tetap saja penyakit anak saya ini tidak kunjung sembuh," terangnya

Dengan hati pasrah dan penuh kesabaran Rodatul tetap mengurus anak keduanya ini dikontrakan yang tergolong sempit ituMeski sang suami pernah putus asa, dan menyarankan untuk menyerahkan anak ini ke orang keluarganya di Lampung Barat, Rodatul tetap menginginkan anak ini bersamanya hingga akhir hayatnya

"Suami saya pernah putus asa untuk mengobati anak ini, ia menyarankan untuk diserahkan kepada orang tua saya di Lampung, itu saya tolakApapun yang terjadi, anak titipan Allah kepada saya, jadi saya harus menjaga dan merawatnya," tuturnya dengan nada lirih dan mata yang berkaca-kaca. 

Selain merawat dan membersihkan anak ini setiap hari, Roudatul juga berdoa kepada sang khalik untuk kesembuhan putra keduanya iniNamun dirinya juga masih berharap ada uluran tangan dari dermawan yang bisa membantu biaya pengobatan penyakit anaknyaAgar Riyansyah bisa hidup normal tanpa harus diikat seperti ini

"Saya cuma bisa meminta kepada tuhan, semoga masih ada belas kasihan para dermawan untuk membantu kesembuhan anak saya," tukasnya sambil meneteskan air matanya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Purnawirawan AD Dukung Pemindahan Ibukota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler