Avanza Hanyut Terpaksa Dipotong-potong

Jumat, 11 November 2016 – 10:59 WIB
Evakuasi mobil hanyut di Sungai Citepus. Foto: dok jpnn

jpnn.com - BANDUNG - Proses evakuasi mobil Avanza di Sungai Citepus RT 09/ RW 04 Kelurahan Nyengsered Kecamatan Astana Anyar terkendala akses. Pasalnya, posisi bangkai mobil berada di tengah pemukiman warga sehingga harus dilakukan pemotongan.

Mobil Toyota Avanza bernomor polisi D 1539 QI terseret arus banjir sepanjang tiga kilometer dari Jalan Pagarsih Kelurahan Cibadak Kota Bandung, Rabu (9/11) sekitar pukul 16.30 WIB ketika hujan deras. 

BACA JUGA: BKSDA Evakuasi Haris ke Sarolangun

Kepala Seksi Pengamanan dan Penyelamatan (Pammad) Direktorat Sabhara Polda Jabar, Kompol Nana Sumarna menuturkan, pihaknya sudah meminta izin kepada pemilik mobil untuk dievakuasi dengan cara memotong-motong setiap bagian. 

Sebab, posisi mobil bila diangkut secara utuh sangat sulit karena jauh dari jalan raya. "Lokasinya masuk ke dalam gang dan bila mau diangkut perlu sling (tali) yang cukup panjang," jelasnya kepada Radar Bandung saat ditemui di lokasi, Kamis (10/11).

BACA JUGA: Prahara Ajakan Kencan Pasangan Sejenis

Nana menjelaskan, kondisi hujan pada Rabu malam lalu memang sangat deras bahkan lebih besar dari banjir sebelumnya pada Senin, 24/10 sampai menyeret mobil Grand Livina dan satu motor pengangkut sampah. 

"Kalau kejadian hari ini sementara baru satu laporan kehilangan mobil," terangnya.

BACA JUGA: Pemkab Bandung Anggarkan Rp 100 Miliar untuk Melawan Banjir

Menurut Ketua RW 04 Kelurahan Nyengsered, Atang Suwarno, bangkai mobil ditemukan warga sekitar pukul 20.00 WIB tepat di depan rumahnya.

"Sejak jam lima sore kan air Sungai meluap nah sekitar pukul delapan malam setelah surut anak saya Ari teriak ada mobil di sungai," paparnya.

Menurut Atang, kejadian seperti ini merupakan yang pertama, bahkan luapan air sungai Citepus meluber masuk ke dalam rumahnya hingga satu meter. 

Akibatnya, banyak barang-barang Rumah tangga yang terendam air. "Di RT 9 baru pertama kalinya banjir seperti ini, saya juga kaget air naik ke rumah bahkan ada laporan dari warga bahwa barang-barang penting seperti kartu keluarga dan berkas penting hilang terbawa hanyut," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Atang, untuk mengantisipasi kejadian serupa di musim penghujan pihaknya mengajak warga agar berhati-hati bila sudah datang hujan terlebih ketika melihat air di Sungai Citepus deras.    

"Lebih berhati-hati saja mulai sekarang karena ternyata bukan RT 2/3/4 saja yang menjadi langganan banjir tapi RT 9 sudah terkena dampaknya," tandasnya.

Sementara itu, Kota Bandung kembali diserang musibah di sejumlah titik, seperti Jalan Pagarsih dan Astanaanyar, Natawijaya kembali dilanda banjir bandang, Rabu (9/11) malam. Banjir terjadi pukul 17.45 WIB manenjelang adzan magrib. 

Air setinggi satu meter lebih meluap hingga melumpuhkan Jalan Pagarsih dua kendaraan terseret.

Selain itu, waktu yang bersamaan banjir juga menggenangi sejumlah titik di Jalan Raya Kopo, akibatnya, kemacetan parah pun terjadi, mulai dari perempatannya dengan Jalan Soekarno Hatta sampai Lanud Sulaiman.

Kurang lebih 600 rumah yang terendam banjir langsung ditinjau Walikota Bandung, Ridwan Kamil, Pascasurutnya banjir Kamis (10/11) pagi. 

Banjir yang merendam Kota Bandung selama dua jam lebih tak hanya menghayutkan mobil avanza berwarna hitam, melainkan menghancurkan rumah kosong dan mematikan listrik di kawasan Pagrasih hingga gelap gulita.

Emil, sapaan akrabnya, mengaku tak akan menyerah menghadapi banjir di Kota Bandung. Ia pun mengatakan bahwa tidak peduli dengan ucapan miring netizen atau pun hatters tentang dirinya.

"Saya setiap banjir selalu ke lapangan memberi dukungan kepada petugas dan mencarikan solusi," ujarnya kepada wartawan di lokasi.

Terpantau di lapangan, Emil datang ke lokasi banjir kedua kalinya, sebelumnya ia datang ke lokasi banjir pada malam hari Emil yang mengenakan jas hujan mengecek sungai titik mobil hanyut kedua kalinya di tempat yang sama. Lalu, dilanjutan pada pagi harinya menggunakan pakaian dinas.

Emil menegaskan pihaknya dalam menangani banjir Pagarsih tidak tinggal diam berbagai cara sudah dilakukan.

"Drainase sudah diperlebar dua meter kali dua meter dan menurut ahli sudah cukup tapi masih banjir, saya tidak akan menyerah," tegasnya.

Emil menuturkan, upaya lain baru kerja bhakti mengeruk lumpur, tapi beberapa jam kemudian datang banjir. "Warga tetap waspada, pemerintah akan terus berusaha mengatasi banjir sampai tuntas," paparnya.

Emil pun mengharapkan adanya kerja sama yang baik antara warga Bandung dengan Pemkot. 

"Tentu saja kita akan bisa menyelesaikan banjir hingga tuntas dengan bantuan dari warga juga. Karena, tanpa kerja sama yang baik maka tidak akan menghasilkan yang baik pula. Contohnya menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah di jalanan, bahkan sampah bisa didaur ulang untuk menjadi bahan kreativitas bahkan memiliki nilai jual yang tinggi," tutupnya. (arh/nda/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler