Pemkab Bandung Anggarkan Rp 100 Miliar untuk Melawan Banjir

Jumat, 11 November 2016 – 10:14 WIB

jpnn.com - BANDUNG - Banjir karena Sungai Citarum menjadi pemandangan umum setiap tahun di Kabupaten Bandung. Penyebabnya mulai dari hulu Sungai Citarum yang rusak, danau yang hilang, dan hujan deras di Kota Bandung. Pemkab pun menganggarkan Rp 100 miliar untuk menangani masalah ini.

Bupati Bandung Dadang Naser mengatakan akan aktif dalam Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan (RAM IP) dalam menangani banjir yang melanda Bandung raya.

BACA JUGA: Prahara Ajakan Kencan Pasangan Sejenis

"Kita itu non struktural kalau di badan Citarumnya, kalau struktural itu di desa-desa, drainase, di sungai-sungai kecil, di sekunder, tersier itu kami ambil langkah," katanya di Gedung Sate, Kamis (10/11).

Dia menjelaskan penanganan banjir Bandung raya menjadi prioritas penyelesaian pihaknya, terlihat dari komitmen melakukan tambahan anggaran hingga 100 persen dari anggaran tahun lalu.

BACA JUGA: Kisah Temu Asih Si Muncikari Tobat

"Di program tahun ini yang pasti itu (anggaran) lebih besar lagi apalagi jalan beton sudah, pasti drainase terus juga melakukan pendekatan bikin galian-galian air di hulu," paparnya.

Anggaran yang ditetapkan oleh Pemkab Bandung, kata Dadang, mencapai Rp 100 miliar dari sebelumnya yang hanya Rp 50 miliar. Pemkab Bandung sudah siap dalam melaksanakan RAM IP dalam penyelesaian Banjir Bandung Raya.

BACA JUGA: Ssttt... Ada Striptis di Kota Beriman

"Kami pun memberikan usulan mengenai sruktur kepada pihak BBWS tentang danau-danau yang hilang agar dibangkitkan kembali, seperti halnya Danau Pangkalan dan Danau Situbahedo yang menghilang, dia menginginkan hal-hal itu terlewat dan dibahas kembali," ungkapnya.

Seperti yang terjadi di Danau Kamojang yang keberadaannya sekarang hilang. Padalah di sana terdapat beberapa pangkalan seluas sekitar 100 hektar dan berubah menjadi kebun,bahkan menjadi tanah hak milik. 

"Termasuk IPAL terpadunya dalam rangka memelihara kualitas airnya, itu tadi belum, tadi kita sampaikan dalam hal RAPnya," jelasnya.

"Sementara itu kami akan terus melakukan pendekatan vegetatif, dengan melakukan penanaman pohon di hulu, pola tanam di hulu seperti yang dilakukan di Gunung wayang dan Gunung Lodaya," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan lahan-lahan di hulu yang merupakan bekas tanaman kina dan tumpang sari, sekarang malah ditanami sayur mayur. 

Maka dari itu jika perlu, katanya, tidak akan diberi izin penggunaan lahan digunakan tanaman tumpang sari karena kemiringan lahannya di atas 40 derajat. 

"Itu juga ada persiapan koreksi untuk peraturan gubernur kita sempurnakan dengan peraturan daerah dulu," jelasnya.

Bupati mengatakan, telah melakukan berbagai program dengan melibatkan bebagai dinas terkait, untuk menyelesaikan rumpun pengendalian 

banjir, di antaranya adalah sampah, vegetatif, drainase, dan perbaikan sungai-sungai tersier sekunder.

Sementara itu, ratusan warga mengungsi akibat banjir yang menggenang tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. Pengungsi terkonsentrasi di sejumlah titik pengungsian yaitu di GOR Baleendah, SKB dan GOR Inkranas.

Dari data yang didapat, sebanyak 96 jiwa mengungsi di GOR Baleendah dan 246 jiwa di GOR Inkranas. Semuanya berasal dari kampung Cieunteung dan Andir.

Koordinator pengungsi di GOR Baleendah Yanti Rahmawati mengatakan, jumlah tersebut akan terus bertambah karena kebanyakan warga masih bertahan di rumahnya dan sebagian lagi mengungsi ke rumah tetangga.

"Ini baru sedikit warga, sebagian lagi nunggu situasi, bertahan di rumahnya masing-masing. Tapi kalau hujan lebat lagi bisa dipastikan warga bakal banyak yang mengungsi ke sini (GOR Baleendah)," ujarnya.

Menurut salah seorang pengungsi, Sobari mengatakan dirinya sudah mengungsi sejak Selasa (20/9) malam lalu. Rumahnya di RT 02/28 Kampung Cieunteung Baleendah tergenang hampir 2 meter. 

"Saya mengungsi bulan Septemeber, kalau cuaca terus seperti ini, kemungkinan saya mengungsi lebih dari dua bulan," katanya.

Sementara itu, Koordinator pengungsi di GOR Inkanas Dadang Koakson mengatakan, sudah ada bantuan logistik yang masuk, dari Pemerintah Kabupaten Bandung diantaranya Mie, air mineral, makanan cepat saji, minyak goreng dan beras. 

Untuk fasilitas kesehatan, baru hanya sebatas survei yang dilakukan oleh puskesmas dan sejumlah mahasiswa. 

"Kalau kesahatan belum ada, cuma sudah ada yang survei dan pendataan," kata dia.

Banjir merendam lagi di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung sejak Rabu (9/11) sore. Di Baleendah saja, banjir merendam 3.437 rumah, 16 tempat ibadah, 4 sekolah dan sebanyak 11.795 jiwa terancam mengungsi. (apt/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menghina Ketum PBNU di Facebook, Kader Gerindra Disanksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler