Awal 2010, Ekspor Indonesia Turun

Senin, 01 Maret 2010 – 14:08 WIB
JAKARTA- Ekspor Indonesia pada Januari 2010 mengalami penurunan sebesar 13,29 persen dibandingkan Desember 2009Yaitu dari US$13,3 juta menjadi US$11,5 juta

BACA JUGA: Jembatan Selat Sunda Dinilai Hanya Gosip

Penurunan ekspor di awal tahun 2010 ini disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 14,8 persen dan turunnya ekspor  migas sebesar 6,42 persen
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) pusat, Rusman Heriawan dalam jumpa pers, Senin (1/3) di kantor BPS, Jakarta.

Dijelaskan, penurunan ekspor migas tersebut disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 30,21 persen

BACA JUGA: Bos Mayasari Tutup Usia

Termasuk turunnya volume ekspor migas Januari 2010 untuk minyak mentah sebesar 31,83 persen dan hasil minyak turun sebesar 4,13 persen dibandingkan Desember 2009.

"Penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2010, terjadi pada lemak dan minyak hewan nabati
Sedangkan komoditi lainnya yang juga mengalami penurunan ekspor seperti bijih, kerak, abu logam, barang karet dan mesin pesawat mekanik," jelas Rusman.

Turunnya nilai ekspor Indonesia di awal tahun 2010, berdasarkan data BPS terjadi hampir di seluruh negara tujuan utama

BACA JUGA: Listrik Bawah Laut Jawa-Madura Nyambung

Yaitu China sebesar US$195,1 juta, Korea Selatan sebesar US$176,4 juta dan beberapa negara tujuan ekspor lainnya seperti Malaysia, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Singapura, Taiwan dan Inggris.

"Sebaliknya, ekspor ke Jepang justru mengalami peningkatan sebesar US$65,3 juta, diikuti oleh negara Australia dan ThailandSementara ekspor ke Uni Eropa sebanyak 27 negara pada Januari 2010, mencapai US$ 1.049,7 jutaJadi secara total keseluruhan, total ekspor ke 12 negara tujuan utama mengalami penurunan sekitar 8,32 persen," jelas Rustam.

Meski mengalami penurunan hampir ke seluruh negara tujuan ekspor, namun nilai ekspor justru mengalami peningkatanEkspor produk industri meningkat 35,43 persen dari tahun sebelumnya, demikian pula ekspor produk pertanian naik 42,76 persen dan produk pertambangan lainnya meningkat hingga 108,6 persen.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Pemerintah Dinilai Tak Realistis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler