Awalnya, Ada yang Takut Kesetrum

Senin, 19 April 2010 – 02:59 WIB
E_VOTING  di Jembrana untuk kali pertama dilaksanakan dalam pemilihan kepala dusun di Pasatan, Desa Pohsanten, pada 14 April 2009Saat itu butuh empat kali simulasi untuk bisa meyakinkan panitia dan dua calon yang berkompetisi mengenai keakuratan e-voting."Mereka sempat curiga nanti direkayasa

BACA JUGA: Ketika Pilkada Tak Lagi

Makanya, simulasi diulang hingga empat kali sampai mereka benar-benar yakin
Jadi, semua panitia dan calon disuruh memilih, lalu dicocokkan hasilnya

BACA JUGA: Statin Turunkan Keperkasaan Pria?

Akhirnya, mereka percaya," tutur S
Tyas Winarti, Kabid Humas Pemkab Jembrana, di kantornya, Jumat sore pekan lalu (9/4)

BACA JUGA: Disiapkan, Viagra untuk Wanita

Sampai sekarang sudah 62 dusun di Jembrana yang pemilihan kepala dusunnya dilakukan dengan e-voting.

Masyarakat yang ditemui Jawa Pos mengaku cara ini memang lebih cepat dan efektifSecara teknis juga mudahAwalnya tak sedikit yang khawatir, karena tidak familier dengan perangkat komputer"Ada yang sewaktu mau memilih sampai gemetaran, karena takut tersetrum," cerita Tyas.Ni Wayan Deni, warga Lingkungan Satria (selevel dusun), Kelurahan Pendem, saat ditemui di rumahnya di Jalan Rajawali juga punya cerita"Saya mencoleknya (menyentuh touch screen, Red) dengan lembut, takut rusak," akunya, polos.

Meski begitu, nenek berusia 60 tahun itu mengaku tidak menghadapi kesulitanBahkan, dia senang karena tidak perlu membuka-buka kertas surat suara dan bisa cepat pulang"Pokoknya gampang dan cepat," ujarnya.Kepala Lingkungan Satria I Ketut Parwata mengatakan, kebanyakan orang, terutama yang sudah berusia lanjut, awalnya memang mengira e-voting ini rumit"Setelah dicoba, akhirnya tahu juga, tinggal sentuh ya sudah," katanya.

Parwata terpilih dalam pemilihan kepala lingkungan pada 26 Januari 2010 laluAda tiga calon yang bersaing, yakni I Made Sudharta, I Made Adnyana, dan ParwataDari 2.381 pemilih yang terdaftar di DPT, angka golput memang cukup tinggi, yakni mencapai 1.290 orang"Memang biasanya seperti itu," terangnya.
Parwata menuturkan, sewaktu pemilihan berlangsung, tak sedikit warga yang masih menaruh curiga dengan e-votingWarga takut pilihan mereka dimanipulasiJadi, memilih calon A, namun suara jatuh ke calon CBukan hanya itu, ada juga sejumlah warga yang mencoba menguji keakuratan e ?votingMereka ingin tahu apakah bisa memilih dua atau tiga calon sekaligus.

"Mereka mencoba menyentuh dengan dua atau tiga jari bersama-samaMaksudnya mengujiTapi, gara-gara itu mereka dianggap abstainSebab, cara memberikan suara seperti itu pasti ditolak komputer," tutur Parwata, lantas tersenyum.Parwata juga punya pertanyaanE-voting dalam pemilihan kepala lingkungan atau kepala dusun memang relatif gampangItu karena calonnya masih sedikit, paling banyak empat orang"Tapi, bagaimana kalau nanti calonnya banyakSecara teknis, bagaimana mengaturnyaKalau fotonya terlalu kecil, nanti malah nggak kelihatan," katanya(pri/c2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Obesitas Berisiko Lahirkan Bayi Cacat Jantung


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler