Awas Ada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Abal-Abal

Rabu, 17 Juni 2015 – 10:06 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Banyaknya para pencari kerja ternyata dimanfaatkan secara licik oleh M. Ali Romadhon, 25, warga Desa Tlanak, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Melihat banyaknya orang yang memburu pekerjaan, dia berusaha meraup keuntungan lewat jalan pintas. Ali membuka lowongan pekerjaan lewat Facebook meskipun yang diberikan hanya janji palsu.

Ali membuat akun Facebook itu di ponselnya. Di situ tertulis, dia bekerja sebagai staf human resource development (HRD) sebuah perusahaan swasta. 

BACA JUGA: Hendak Diperkosa Berontak, Gadis Cantik Dipukuli hingga Berdarah-darah

"Saya bikin lowongan palsu. Seolah-olah ada perusahaan besar yang sedang mencari karyawan," bebernya di Mapolsek Wonokromo kemarin (16/6).

Cara itu ternyata memang ampuh. Banyak pelamar kerja yang memasukkan identitas lewat akun abal-abal bikinan Ali. 

BACA JUGA: Buset, Penjual Daging Celeng itu Ternyata PNS Dinas Pasar

Setelah banyak yang mendaftar, Ali pun mau berkorban mengeluarkan modal pulsa. Dia menghubungi satu per satu pelamar yang telah memasukkan lamaran. Layaknya pegawai sebuah perusahaan besar dan punya prestise, Ali menyuruh mereka datang ke sebuah mal di Surabaya Selatan. "Saya bikin seolah-olah mau ada tes interview," tambahnya.

Ali memang jago berakting. Di situ lelaki kurus tersebut secara meyakinkan mengajukan beberapa pertanyaan seperti wawancara sungguhan. Rata-rata para pelamar yang datang adalah lulusan SMA.

BACA JUGA: Kisah Mahasiswi Akademi Bidan yang Tewas Akibat Cinta Segi Tiga

Untuk lebih meyakinkan lagi, Ali memakai ID card palsu dengan nama orang lain. Perusahaan yang tertulis di kartu itu sama dengan nama yang tertulis di Facebook. Jadi, seolah-olah dia pegawai betulan di perusahaan rekaannya tersebut.

Setelah mewawancarai pelamar, barulah Ali mengambil keuntungan. Dia meloloskan para pelamar itu untuk maju ke fase selanjutnya, yakni tes kesehatan. "Mereka membayar Rp 200 ribu untuk bisa ikut tes selanjutnya," ucap dia.

Syarat tersebut wajib dipenuhi pelamar agar bisa lolos. Entah karena percaya atau justru putus asa mencari pekerjaan lain, 15 pelamar mau-mau saja disuruh membayar biaya tersebut. Mereka dijanjikan dihubungi Ali dalam waktu seminggu seusai proses interview.

Namun, setelah seminggu, Ali malah menghilang. Dia tidak memberi kabar tentang kelanjutan proses seleksi. Cemas dengan hal itu, para pelamar akhirnya sadar menjadi korban penipuan. Mereka secara bergelombang melapor ke polisi. 

Polisi kemudian bergerak cepat. Ali ditangkap ketika mengadakan tes wawancara palsu gelombang kedua. Korps seragam cokelat pun meminta masyarakat berhati-hati terhadap berbagai macam modus penipuan. "Teliti dulu lowongan kerja sebelum melamar," tutur Kapolsek Wonokromo Kompol Arief Kristanto.

Polisi yakin korban Ali masih banyak. Polisi kini juga menyelidiki apakah Ali pernah beraksi di tempat lain. "Kami kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal ini," ujar Arief.

Karena itu, kepada para pelamar yang merasa menjadi korban segera turut melapor. (did/c9/git)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah, Polisi Ngamuk di IGD, Dokter Dihajar Pakai Kursi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler