BACA JUGA: Hakim Tipikor Bandung Masih Aman
Matinya sistem pengatur lalulintas udara atau radar di Bandara Soetta itu terjadi pukul 16.30
Dia menyatakan matinya sistem radar ini membuat petugas piket panik karena sistem back up tidak ada
BACA JUGA: 590.114 PNS Siap-siap Masuk Masa Pensiun
"Jalan satu-satunya menggunakan manual atau non sistem radar," ujarnyaMenurut sumber INDOPOS (JPNN Grup) yang enggan disebutkan namanya, rusaknya sistem radar di Bandara Soetta ini bukan pertama kali
BACA JUGA: Fadel Disarankan tak Ributkan Jabatan
Sebab, peralatan pengatur lalu lintas di udara itu sudah berusia lebih dari 15 tahunPadahal, idealnya 10 tahun"Sudah selayaknya fasilitas urgen tersebut diganti demi keselamatan para penumpang," kata dia.Karena peralatan sudah tidak layak pakai alias sudah uzur, radar tersebut sering bermasalahKinerjanya lambat sekali dan sering gangguan"Kalau peralatan ini terganggu, secara otomatis ada penundaan penerbangan baik pesawat yang hendak mendarat, terbang, maupun ketika lepas landas karena dipandu dengan cara manual dari Tower Bandara lnternasional Soetta," kata petugas yang kerap disebut sebagai polisi udara ini.
Masih menurut sumber tersebut, untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, seluruh maskapai penerbangan antara lain dari Palembang, Surabaya, Jogjakarta, Denpasar, Surabaya, Medan ke Bandara Soekarno-Hatta dan sebaliknya terpaksa ditunda keberangkatannyaSementara penerbangan yang sudah telanjur terbang dari bandara masing-masing diminta berputar-putar di udara untuk antre mendarat karena menggunakan sistem manual"Di sinilah (sistem manual) banyak petugas ATC yang stresSalah perhitungan dikit bisa berakibat fatal yaitu tabrakan pesawat," tegasnya.
Namun, beruntung dengan sikap kehatian-hatian para petugas ATC"Kami mengimbau kepada pihak terkait yaitu PT Angkasa Pura 2 dan pemerintah agar segera mengganti peralatan yang sudah uzur tersebutPergantian sistem radar ini sudah direncanakan sejak lama, namun buktinya sampai sekarang belum terbukti," ujarnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko saat dihubungi INDOPOS (JPNN Grup) membenarkan perihal matinya sistem radar Bandara Soetta itu, tapi ada sistem back up"Kami tunda pesawat dengan memberi jarak sparasi sekitar lima menit setiap pesawat demi keselamatan," kata Tri Sunoko.
Tri menyatakan, saat ini kondisi sudah normal kembali setelah perbaikan"Kodenya sudah muncul dan pesawat sudah normal kembali terbang," ujarnya
Saat ditanya tentang radar uzur itu, dia menegaskan ada rencana penggantianSumber dananya dari APBN dan dana komersial perusahaan
Penggantian radar akan menelan biaya hingga Rp 800 miliarMenteri BUMN ketika itu, Mustafa Abubakar, yang saat itu menjabat juga meminta agar dilakukan audit cepat dan menyeluruhPergantian radar ini akan ditenderkan pada Novenber 2011 tahun ini.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT AP 2 Harry Cahyono menyatakan, radar yang berguna untuk mendeteksi lalu-lintas pesawat di Bandara Soetta mendadak hilang pukul 16.29 WIB sampai 17.56 WIBAkibatnya, PT AP II langsung menyiapkan back up"Supaya dicatat radar tidak mati, hanya tiba-tiba blegg hilang kode misalnya pesawat A dengan nomor penerbangan xxx, nah yang xxx itu hilang tak terbaca," ungkapnya kepada INDOPOS (JPNN Grup)
Usut Radar
Kejaksaan Negeri (Kejari)Tangerang pernah mengusut dugaan indikasi penyimpangan pengadaan alat-alat dan pemeliharaan pengatur lalu lintas udara atau radar di Bandara Internasional Soekarno-HattaPasalnya, radar yang sangat vital untuk memandu penerbangan di bandara terbesar di tanah air itu kerap error dan hang.
Enam pejabat PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soetta sempat diperiksa Kejaksaan Negeri (Kejari) TangerangMereka dimintai keterangan terkait indikasi penyimpangan dana pengelolaan dan pemeliharaan pengatur lalulintas udara atau radar di bandara tersebutMereka adalah SHR, PRW, WLL, WHN, JBR, dan ISK.
"Sepekan terakhir ini secara bergantian 6 pejabat PT Angkasa Pura U kita mintai keterangan di kejaksaan," terang Kepala Kejari Tangerang Chaerul Amir yang saat itu menjabat kepada INDOPOS (JPNN Grup).
Pemeriksaan ini, kata Chaerul, menindaklanjuti informasi dari masyarakat dan media massa terkait indikasi penyimpangan dana pengadaan serta pemasangan monitor LCD 2K 2K, pengerjaan pergantian dan pemasangan radio komunikasi 5 KW, serta high frequency
"Saat ini tim intel tengah memeriksa, mengumpulkan data, keterangan, dan dokumen sebanyak-banyaknyaItu dilakukan guna menelusuri indikasi penyimpangan," kata diaNamun, kasus tersebut hilang begitu saja sampai saat ini(gin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Awasi Penanganan 18 Kasus Korupsi di Daerah
Redaktur : Tim Redaksi