Awas, Ini 5 Penyebab Gula Darah Meningkat Tajam pada Orang yang Bukan Penderita Diabetes

Kamis, 16 Desember 2021 – 07:19 WIB
Ilustrasi kenaikan gula darah.

jpnn.com, JAKARTA - GULA darah yang meningkat tajam identik dengan orang yang menderita diabetes.

Namun, tahukah Anda, orang yang tidak menderita diabetes juga bisa mengalami peningkatan kadar gula darah.

BACA JUGA: Gula Darah Langsung Ambyar Hanya dengan 4 Ramuan Alami Ini

Kenapa bisa begitu? Pada orang sehat, kadar glukosa darah diatur oleh hormon insulin agar tetap pada tingkat stabil 80-100 mg/dL.

Insulin mempertahankan gula darah stabil dengan meningkatkan penyerapan dan penyimpanan glukosa serta menurunkan protein inflamasi.

BACA JUGA: 3 Pemanis Buatan yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

Protein ini yang meningkatkan gula darah ketika ada kelebihan glukosa dalam darah.

Kondisi tertentu bisa meningkatkan kadar glukosa darah Anda dengan mengganggu kemampuan insulin untuk mengangkut glukosa keluar dari aliran darah.

BACA JUGA: 4 Teh Herbal Ajaib yang Ampuh Menurunkan Gula Darah Secara Drastis, Buruan Dicoba

Ketika ini terjadi, Anda mengalami hiperglikemia, yang menempatkan kamu pada peningkatan risiko pradiabetes, diabetes, dan komplikasi terkait.

Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Verywellhealth.

1. Sindrom Cushing

Sindrom cushing adalah hasil dari kelebihan sekresi hormon adrenokortikotropik.

Hormon yang diproduksi di bagian anterior kelenjar pituitari yang menyebabkan kelebihan kortisol diproduksi dan dilepaskan dari kelenjar adrenal.

Adenoma hipofisis, atau tumor kelenjar hipofisis, adalah penyebab sindrom cushing pada lebih dari 70 persen kasus.

Sementara penggunaan obat kortikosteroid yang berkepanjangan juga bisa meningkatkan risiko secara signifikan.

Orang dengan sindrom cushing berada pada peningkatan risiko mengembangkan toleransi glukosa yang terganggu dan hiperglikemia sebagai akibat dari peningkatan kadar kortisol di seluruh tubuh.

Kortisol adalah hormon yang melawan efek insulin dengan menghalangi pengambilan glukosa dari aliran darah.

Sehingga bisa meningkatkan resistensi insulin dan mempertahankan kadar gula darah tinggi.

Peningkatan kadar kortisol juga sebagian menurunkan pelepasan insulin dari tempat produksinya di pankreas.

Sekitar 10 persen hingga 30 persen penderita sindrom cushing akan mengalami gangguan toleransi glukosa, sedangkan 40 persen hingga 45 persen akan berkembang menjadi diabetes.

2. Penyakit Pankreas

Penyakit pankreas seperti pankreatitis, kanker pankreas, dan cystic fibrosis bisa menyebabkan hiperglikemia, karena sel-sel pankreas rusak dalam kondisi ini.

Insulin diproduksi dan dilepaskan dari sel-sel pankreas.

Dengan peradangan dan kerusakan pankreas, sel-sel pankreas tidak lagi mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengeluarkan glukosa dari darah untuk mengontrol gula darah.

3. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ovarium polikistik (PCOS), ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur adalah gangguan endokrin yang umum di antara wanita usia reproduksi.

Wanita dengan PCOS memiliki ketidakseimbangan hormon, seperti peningkatan kadar testosteron, insulin dan protein inflamasi yang disebut sitokin yang dilepaskan dari jaringan lemak.

Meskipun kadar insulin meningkat, wanita dengan PCOS menunjukkan resistensi insulin, karena hormon insulin mereka tidak bisa mengambil glukosa secara memadai atau menggunakannya untuk energi.

Reseptor insulin pada wanita dengan PCOS tidak bisa secara efisien mengikat insulin.

Karena insulin mengangkut glukosa, kelebihan glukosa tetap berada dalam aliran darah dan menghasilkan hiperglikemia.

4. Trauma

Stres fisik pada tubuh, termasuk trauma, luka bakar, dan cedera lainnya, bisa menyebabkan gula darah tinggi dengan mengubah cara metabolisme glukosa.

Hiperglikemia yang diinduksi stres terjadi ketika stresor fisik pada tubuh merangsang peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik.

Sistem ini merupakan respons melawan atau lari tubuh, untuk melepaskan sitokin dan hormon yang melawan efek insulin dalam menghilangkan kelebihan glukosa dari aliran darah.

Peningkatan kadar hormon stres kortisol, yang juga dilepaskan, menghalangi efek insulin mengambil glukosa dari aliran darah ke dalam sel, yang selanjutnya berkontribusi pada gula darah tinggi.

5. Obesitas

Gula darah tinggi dikaitkan dengan obesitas meski Anda bukan penderita diabetes karena kelebihan sel lemak mengganggu keseimbangan glukosa dan insulin.

Sel lemak berlebih yang disebut adiposit melepaskan protein inflamasi.

Seperti interleukin dan faktor nekrosis tumor, yang meningkatkan resistensi tubuh terhadap insulin dengan mengaktifkan proses yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi dan melepaskan insulin saat gula darah tinggi.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler