TASIK – Pebalik dari Jawa Tengah yang menggunakan jalur alternatif Mangkubumi-Singaparna-Salawu-Garut menuju Bandung dan Jakarta, harus berhati-hati saat melewati Salawu, karena longsor senantiasa mengancamTerlebih saat kawasan tersebut diguyur hujan.
Berdasarkan data dari Polres Tasikmalaya, kawasan yang rawan longsor di Salawu memiliki panjang sekitar 10 kilometer
BACA JUGA: Mantan Wawako Medan Disidang Akhir September
Mulai dari Desa Neglasari Kecamatan Salawu (selepas Kampung Naga) hingga perbatasan dengan GarutBACA JUGA: Tarakan Butuh 276 PNS Baru
Berdasarkan data yang dihimpun Radar Tasikmalaya, di dua daerah tersebut memang kerap terjadi longsoran
Wadi Sa’bani menjelaskan bahwa kawasan Salawu rawan longsor karena anatomi tanah di wilayah tersebut labil
BACA JUGA: Calo Tiket Kuasai Angkutan Speedboat
“Sehingga dengan anatomi itu memungkinkan terjadinya longsor,” jelasnyaUntuk mengantisipasi terjadi longsor, Polres Tasikmalaya bersama Dinas Bina Marga Kabupaten Tasikmalaya senantiasa mematau kawasan tersebut.“Kita selalu waspada dengan cara melakukan pemantau dan menempatkan beberapa petugas termasuk kerja sama dengan pihak warga termasuk bekerja sama dengan dinas terkait (Bina Marga Kabupaten Tasikmalaya, red),” katanya.”Apabila terjadi longsoran besar, dinas Bina Marga mempersiapkan loder, tetapi kalau terjadi longsoran kecil cukup dengan bantuan manual baik dari anggota (Polres Tasikmalaya,red), petugas Bina Marga termasuk bantuan warga,” lanjutnya.
Kemarin, jalur alternatif Mangkubumi-Singaparna-Salawu-Garut dipadati pebalikSelain kesadaran sendiri, karena ada pengalihan (sistem buka tutup) dari jalur Kota Tasikmalaya (Jl RE Martadinata-Persimpangan Jati) menuju jalur alternatif.
Pengalihan dengan sistem buka tutup dilakukan karena di jalur utama arus balik (Rajapolah-Jamanis-Ciawi-Kadipaten-Gentong) mengalami kepadatanSehingga sampai kemarin petang tiga kali Polresta Tasikmalaya meminta pebalik untuk menggunakan jalur alternatifKabag Ops Polresta Tasikmalaya Kompol Yono Kusyono membenarkan telah terjadi kepadatan arus lalu-lintasPihak kepolisian menggunakan sistem tutup buka, dari wilayah Linggajaya menuju arah Singaparna dan Garut
“Pengalihan arus tergantung situasionalJika kepadatan arus sudah mencapai flyover ( Rajapolah, kami alihkan arus menuju arah Singaparna-Garut,” terang Kabag Ops Polresta Tasikmalaya Kompol Yono Kusyono kepada Radar Tasikmalaya, kemarin.
Dijelaskan Yono, jalur utama pebalik via Rajapolah dalam kondisi padat merayap, karena banyaknya kendaraan pribadi yang berhenti di rumah makan serta SPBU di kawasan tersebutSelain itu jumlah kendaraan yang terus membeludak, terutama kendaraan pribadi“Tahun ini arus lalu lintas mayoritas dipadati oleh mobil pribadi,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa arus kendaraan yang padat di Kota Tasikmalaya, karena di Ciamis terjadi kemacetan hingga 15 Km“Sehingga sebagian kendaraan dialihkan ke Tasikmalaya, dan akhirnya kendaraan di (Kota) Tasikmalaya kepadatannya meningkat,” ujar perwira senior di lingkungan Polresta Tasikmalaya ini
Sementara itu Kasat Lantas Polres Tasikmalaya, AKP Wadi Sa’bani SIK menjelaskan situasi di Jl Singaparna (setelah menerima pengalihan) dalam keadaan padat merayap“Meski terjadi pengalihan tetapi jalur di Jalan Singaparna tidak terjadi kemacetanKondisi laju kendaraan meski rapat tetapi tetap lancar,” ungkapnya yang menerima pengalihan pada pukul 09.00, 11.00 dan 17.00(dem/yza)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Malaysia Dilarang Pakai BBM Bersubsidi
Redaktur : Tim Redaksi