Dikatakan Adhie Rumbee, Malaysia sendiri, mobil Indonesia tidak diperbolehkan membeli solar subsidi mereka, dan diharuskan membeli solar nonsubsidi mereka dengan harga yang lebih mahal.
”Ini tidak adil, diharapkan ketegasan dari Pertamina
BACA JUGA: Layani Arus Balik, Nunukan-Tawau Mulai Ramai
Karena banyak mobil Malaysia yang mengisi solar subsidi di tempat kitaBACA JUGA: Penumpang Menumpuk di Terminal
Jadi jangan sampai kita dirugikan,” ujar Adhie.Dengan demikian, lanjut Adhie, beberapa bus jurusan Malaysia mengalami kesulitan apabila akan mengisi solar di Malaysia
BACA JUGA: Nagreg Kembali Buka Tutup
Begitu pula warga Indonesia yang menggunakan mobil pribadi, mereka tidak bisa membeli solar dengan harga standarOleh sebab itu, Adhie mengharapkan kepada Pertamina agar mengeluarkan peraturan yang sama, bagi kendaraan berpelat Malaysia yang mengisi solar di SPBU Kalbar.
”Kita juga mempunya solar keekonomianJadi Pertamina harus mengeluarkan peraturan bahwa mobil berplat Malaysia harus membeli solar keekonomian tersebutjangan hanya kita yang diberlakukan demikian di Malaysia,” tegas Adhiee.
Menurut Sales Area Manager Pertamina wilayah Kalbar, Ibnu Chuldum, tindakan serupa dapat diberlakukan di Kalbar, seandainya memang terbukti apabila kendaraan berplat Indonesia diharuskan membeli solar keekonomiannya Malaysia dengan harga tinggi.
”Kita juga dapat memberlakukan hal yang serupa kepada kendaraan Malaysia di siniNamun kami akan menindaklanjuti hal tersebutApabila memang terbukti, maka kita akan mengharuskan mobil plat Malaysia untuk mengisi solar keekonomian,” ungkap Ibnu.
Ditambahkannya lagi, “Seharusnya, SPBU asing turut membiayai sosialisasi ini karena mereka juga yang diuntungkanJangan disamakan harga premium di Indonesia dengan Singapura dan FilipinaMereka tidak memiliki ladang minyakSementara Indonesia merupakan produsen minyak," tuturnya.
Sementara itu Anggota DPRD Kalimantan Barat Retno Pramudya, menerima keluhan sopir-sopir truk lokal yang kesulitan mendapatkan solar di Kalbar sejak beberapa waktu belakangan ini.
Bahkan, para sopir lokal mengusulkan dan menyarankan kepada Pertamina agar SPBU di Kalbar tidak melayani pengisian solar kepada mobil-mobil tronton, fuso, dan truk yang berasal dari luar Kalbar seperti dari jawa, Sumatera, Kalimantan TengahSoalnya, kendaraan-kendaraan tersebut mengurangi jatah solar subsidi di Kalbar.
“Ini mungkin bisa menjadi bahan kajian bagi Pertamina,” kata Politikus PPP yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia Kalbar ini.
Dia juga meminta Gubernur Kalimantan Barat turut menyurati pemerintah pusat seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Pertamina Pusat memperjuangkan penambahan kuota solar untuk provinsi ini.
Retno yang menjabat ketua Komisi A DPRD Kalbar ini juga menolak adanya pembatasan kuota solar dari Pertamina Pusat untuk wilayah KalbarApalagi, sampai terjadi pengurangan kuota. (zan/wah/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemkot Bakal Tindak Tegas PNS Mangkir
Redaktur : Tim Redaksi