Awas! Konser Bon Jovi Berpotensi Rusuh

Jumat, 11 September 2015 – 16:08 WIB
Panggung konser Bon Jovi di bagian sisi stadion GBK. Foto: dok/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Tiket konser grup band Bon Jovi di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (11/9) sudah habis terjual sejak beberapa pekan sebelum pagelaran dimulai.

Namun pakar keamanan cyber, Pratama Persadha menilai, bisa muncul beberapa masalah terkait sistem otentikasi tiket yang dikirimkan melaui email dan agen tiket. Menurut Pratama, permasalahan yang pertama adalah otentikasi tiket hanya berdasarkan kode unik atau barcode di tiket.

BACA JUGA: Cie... Jadi Subjek Lagu Mantan Kekasih, Selena Gomez Marah?

Penyelenggara menjelaskan bahwa sistemnya akan mendeteksi bila tiket ini digandakan. "Apabila tiket itu dibeli calo dan kemudian digandakan 100 kali, atau tiket secara tidak sengaja dikopi oleh orang lain yang iseng, sistem apa yang akan mendeteksi siapa pemilik asli dari tiket tersebut?" kata Pratama, Jumat (11/9).

Dijelaskan Pratama, begitu salah satu pemilik tiket tersebut masuk ke dalam event, berarti tiket duplikasi yang lainnya akan dibilang invalid. Menurutnya, akan ada 99 orang lainnya yang marah karena tidak bisa masuk ke dalam event. Nah, di sinilah salah satu letak kelemahan sistem tersebut.

BACA JUGA: Penginnya Narsis di Instagram, Eh.. Puting Artis Seksi Ini Malah Kelihatan

Yang kedua, kata dia, jika ketahuan tiket VIP palsu, panitia akan sedikit lebih mudah mendatangi pemilik tiket tersebut untuk mengusir keluar dan memberikan tempatnya pada pemilik tiket yang sah.

"Tapi bagaimana dengan tiket festival? Orang sudah membaur dengan ribuan penonton yang lainnya dan akan sulit untuk mengetahui penonton mana yang memiliki tiket palsu. Ini berpotensi menimpulkan chaos,” jelasnya.

BACA JUGA: Si Goyang Itik Siapkan Bang Gojek

Pada syarat dan ketentuan nomor 9 yang tertera di e-ticket menyebutkan pembeli wajib menunjukkan kartu identitas yang valid dan berlaku. "Bagaimana jika calon penonton membeli tiket via teman atau orang lain? Apakah nanti akan ada otentikasi secara manual lagi untuk menyamakan nama di tiket dengan kartu identitas," paparnya.

Menurutnya, ada 40 ribu tiket yang terjual sehingga butuh waktu lama untuk melakukan hal itu. Belum lagi penonton yang membeli tiketnya menggunakan nama orang lain, atau membeli tiket dari orang lain. "Apakah akan dibilang tiketnya tidak sah dan tidak boleh masuk," katanya.

Pada syarat dan ketentuan poin 17, yang menyebutkan penyelenggara tidak bertanggung jawab atas kelalaian pembeli tiket yang mengakibatkan tiket jatuh ke tangan orang lain juga dikritisinya. Seharusnya, kata dia, itu menjadi tanggungjawab penyelenggara untuk bisa membuat tiket yang tidak bisa atau sulit untuk dipalsukan. 

"Customer bisa menuntut penyelenggara ketika mereka tidak menggunakan pengamanan tingkat tinggi yang memudahkan tiket dipalsukan,” ujar Pratama.

Otentifikasi memang menjadi hal krusial untuk mengamankan tiket dari usaha penggandaan yang bisa menimbulkan kericuhan. Hal ini sebenarnya bisa diantisipasi jika penyelenggara aware terhadap pengamanan informasi. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hmm...Keluarga Anang dan Raul Lemos akan Plesiran Bareng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler