jpnn.com - JAKARTA - Kekhawatiran muncul jika warga negara Indonesia yang pernah berjuang dengan Islamic State of Iraq and Syria, kembali ke tanah air kemudian menularkan ajaran-ajaran yang didapat.
Hal itu bisa menjadi bom waktu yang dapat menyebabkan berkembangnya aliran ISIS. "Itu yang kita khawatirkan," tegas Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Wawan Hari Purwanto, kepada JPNN, Rabu (11/3) malam.
BACA JUGA: Waduh! Ical Ancam Rebut Kantor DPP Golkar dengan Cara...
Wawan mencontohkan, " Dulu saudara-saudara kita yang bergabung dengan Taliban, pulang seperti itu. Begitu juga yang dulu ke Mindanao (Filipina). Pengaruh itu pasti ada," bebernya.
Namun demikian, tak sedikit yang sudah pernah berangkat ke Irak dan Syria bergabung ISIS kecewa dan memutuskan pulang ke tanah air.
BACA JUGA: Bantah Boikot Pilkada, Fadli Zon: Itu Isu Lemahkan KMP
Menurut Wawan, hal ini juga harus menjadi salah satu pertimbangan sebelum berangkat gabung ISIS. "Hati-hati dengan iming-iming besar seperti itu, nanti dikecewakan. Perlu sikap kritis, supaya tidak salah memahami sesuatu," katanya.
Wawan menduga, alasan WNI gabung ISIS karena selain menganggap sebagai medan jihad juga karena motif ekonomi. Seperti gaji puluhan juta, diberi uang saku dan tiket keberangkatan, hingga peluang untuk berbisnis.
BACA JUGA: Menteri Siti Klaim Lebih Berhasil Dari Zulkifli Hasan
"Sekarang ini, kita ingin supaya mereka kembali karena kalau tidak efeknya bisa meluas dan melebar," tuntasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur yang Harus Dilewati Jika Ingin Gabung ISIS
Redaktur : Tim Redaksi