jpnn.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penipuan perbankan dengan modus social engineering.
Pasalnya, akhir-akhir ini penipuan tersebut sedang marak dan telah merugikan banyak nasabah perbankan.
BACA JUGA: Hati-hati Saat Gunakan ATM, Modus Pencuri Ini Tak Biasa, Simak
Kepala OJK Provinsi Sulteng Triyono Raharjo mengatakan beberapa modus dilakukan para pelaku untuk menjebak para korban.
“Pertama, penipu berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Setelah itu penipu meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti Personal Identification Number (PIN) rekening, One Time Password (OTP) dan kata sandi,” katanya.
BACA JUGA: EW ke Mana-Mana Bawa Kipas Angin, Rupanya Itu Cuma Modus
Kedua, penipu menawarkan iklan peningkatan menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi.
Menurutnya, penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti nomor kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), PIN, OTP, nomor Card Verivication Value (CVV), dan kata sandi.
BACA JUGA: Diduga Debt Collector, 6 Pria Rampas Motor Warga, Polisi: Modus Baru
“Ketiga, penipu tersebut kerap memberikan akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank tertentu. Akun itu biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan,” ujarnya.
Modus lainnya, kata Triyono, penipu menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya.
Ada juga penipuan perbankan yang memiliki modus menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan yang rumit.
Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin Electronic Data Capture (EDC).
“Oleh sebab itu penting selalu mencegah keaslian nomor telepon, akun media sosial, nama email dan alamat website perbankan yang digunakan,” ucap Triyono. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul