jpnn.com - PADANG - Dua orang warga Sumbar terindikasi terjangkit virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Gejala penyakit muncul setelah dua pasien tersebut pulang dari ibadah umrah di Makkah. Saat ini pasien tengah dirawat di ruang isolasi RSUP M Djamil.
“Pasien masih diduga terjangkit virus MERS-CoV, belum dipastikan positif,” kata Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil, Gustafianof, kemarin.
BACA JUGA: Penyidik Simpulkan Siswi SMP Bunuh Diri Usai Garap UN Matematika
Kedua korban itu yakni, ZB (86), warga Naras, Kelurahan Pariaman Utara, Kota Pariaman dan NR (77), warga Sauik Laweh, Akabiluru, Kabupaten 50 Kota. Keduanya masih suspect untuk virus MERS-CoV, namun dilarikan ke rumah sakit karena memiliki ciri-ciri mirip dengan gejala virus yang berasal dari air liur unta tersebut.
Kamis (8/5), keduanya datang dalam selang waktu tiga jam dengan penanganan langsung oleh tim dokter di IGD RSUP M Djamil. Korban pertama, ZB datang ke IGD sekitar pukul 14.20 WIB dengan didampingi seorang anaknya. Selang tiga jam, korban kedua yakni NR juga datang ke IGD.
BACA JUGA: Investasi Meningkat, Bupati Banyuwangi Optimistis Turunkan Jumlah TKI
”Setelah dicek di ruangan dekontaminasi, kedua pasien ini langsung dibawa ke ruang isolasi yang ada di ruang penyakit dalam,” ungkap Gustafianof.
Dia menyampaikan, pihak dokter sudah memberikan penanganan khusus kepada para pasien di ruang isolasi itu. Sejauh ini, tim dokter masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan apakah kedua pasien ini terserang virus MERS-CoV.
BACA JUGA: Usai Kerjakan UN Matematika, Siswi SMP Gantung Diri Masih Pakai Seragam
”Perawatan intensif seperti ini perlu dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian kita terhadap masyarakat yang baru pulang dari ibadah umrah,” jelasnya.
Asmizar (58), anak pasien ZB mengatakan, kejadian yang menimpa ibunya itu baru diketahui setelah sang ibu pulang dari umroh pada (2/5) lalu. Sang ibu memang berangkat umrah dari rumahnya dengan menggunakan jasa biro Zadul Ma’ad Wisata pada (23/4) lalu.
”Saat sampai di Jakarta, ibu sempat mengalami sakit berupa demam panas, batuk dan sesak napas. Tapi, saat itu kami hanya merawatnya dirumah saja tidak dibawa ke rumah sakit,” papar Asmizar.
Ditambahkan Asmizar, pada (6/5), sang ibu merasa cukup kuat dan meminta pulang ke rumahnya di Naras. Sampai di rumah, sakit itu kembali kambuh dan ZB langsung dilarikan ke RSUD Kota Pariaman. Dirawat selama dua hari disana, tim dokter menduga ZB mengidap virus MERS-CoV dan langsung dirujuk ke M Djamil.
”Setelah sampai di M Djamil, ibu langsung dibawa ke ruangan khusus dan dipindahkan ke ruangan isolasi. Kata dokter disini ibu menderita suspect MERS-CoV,” ucap Asmizar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Savitri mengatakan, guna menyikapi kasus MERS-CoV yang ditemukan di Sumbar, pihaknya sampai saat ini belum ada melakukan pembatasan terhadap keberangkatan dari Arab Saudi dan WHO.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada para jamaah umrah agar lebih meningkatkan kewaspadaannya terhadap virus tersebut. Dia menjelaskan ada beberapa langkah yang harus diambil oleh para jemaah umroh tersebut, seperti selalu berperilaku hidup bersih, mengenakan masker selama di tanah suci, mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan makanan, menjaga daya tahan tubuh, dan melakukan istirahat yang cukup.
Ditambah lagi, dianjurkan agar tidak mengunjungi peternakan hewan selama umroh dan menghindari kontak dengan unta. ”Kemudian, setelah itu kita harus melapor kepada petugas jika mendapati tanda-tandanya,” tutur Rosnini.
Menurutnya, kasus MERS-CoV yang ditemukan di Sumbar ini adalah kali pertama dan harus secepatnya diatasi. Virus ini disebut sebagai salah satu virus yang berbahaya di dunia. ”Kita harus menggunakan cara cepat untuk mengatasi virus tersebut,” pungkasnya.(ag)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi Tewas Gantung Diri Usai UN Matematika
Redaktur : Tim Redaksi