Ayah, Ayah, Ayah... Sang Istri Histeris Suaminya Meninggal Lagi

Jumat, 17 Juli 2015 – 07:50 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - SUASANA perkampungan Jalan Panjang Jiwo XI, Surabaya mendadak pecah Rabu malam (15/7). Warga dikejutkan suara tangisan dari rumah nomor 61 B. Penghuni rumah tersebut, Eswandi, 33, ditemukan istrinya dalam keadaan tewas menggantung.

''Ayah, ayah, ayah...'' Hanya kata-kata itulah yang bisa terucap dari mulut Suprapti, 31, istri Eswandi. Kendati ditenangkan ayah dan para tetangganya, Suprapti tetap berontak.

BACA JUGA: Pemudik Roda Dua di Suramadu Naik 11 Persen

Wajah suaminya itu masih membekas di pikirannya. Dia masih tidak percaya suami kedua yang dinikahinya sekitar tiga tahun lalu itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.

Begitu mengetahui suaminya tergantung, Suprapti langsung memotong tali rafia biru. Tetangga yang mendengar teriakannya langsung datang membantu. Namun, saat diturunkan, tubuh Eswandi sudah tidak bernyawa.

BACA JUGA: Bawa Petasan, Tewas Tabrak Pohon

Saat mengakhiri hidupnya, Eswandi tidak memakai pakaian. Dia hanya memakai celana jins pendek. Lidahnya menjulur. Juga, keluar feses karena tekanan yang kuat di bagian leher. Warga lantas melapor kepada polisi.

Saat tiba polisi di lokasi, jasad Eswandi sudah terbujur. Petugas lantas masuk ke dalam rumah menuju lokasi gantung diri di lantai 2. ''Untuk olah TKP ini, kami berkoordinasi dengan tim identifikasi Polrestabes Surabaya,'' jelas Kapolsek Tenggilis Mejoyo Kompol Dwi Heri Sukiswanto.

BACA JUGA: Pasrah, Ribuan Penumpang Batal Mudik

''Ini murni bunuh diri. Sebab, tidak ditemukan ciri-ciri kekerasan di tubuh korban,'' lanjut Dwi Heri. Hal itu dibuktikan pula dengan ciri-ciri umum korban gantung diri, yakni lidah yang menjulur keluar.

Polisi belum mengetahui pasti motif korban nekat mengakhiri hidupnya. Sebab, malam itu istrinya belum bisa dimintai keterangan karena shock berat. Yang jelas, saat kejadian, perempuan yang bekerja di sebuah kafe tersebut tidak berada di rumah.

Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos, pasangan Eswandi dan Suprapti sama-sama berstatus pernah menikah. Suprapti adalah janda dengan seorang anak. Suami pertamanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Tak pelak, kematian Eswandi yang begitu tragis itu seolah mengulang memori duka Suprapti terdahulu.

Di rumah sederhana itu, pasangan tersebut tinggal seatap dengan Ngadiman, ayah Suprapti. Ngadiman tinggal di lantai 1, sedangkan Eswandi dan Suprapti tidur di lantai 2.

Ketika wartawan berusaha menggali informasi, tetangga sekitar korban cenderung tertutup. Meski begitu, ada seorang warga yang mengatakan bahwa tiga minggu terakhir korban tampak seperti orang bingung. ''Dia tampaknya punya masalah. Banyak diamnya,'' ujarnya.

Sehari-hari, Eswandi bekerja sebagai seorang salesman. Segala jenis produk dia pasarkan. Mulai sampo, sabun, kebutuhan rumah tangga, sampai CCTV. ''Mungkin karena pusing barangnya banyak nggak laku itu dia nekat,'' lanjut tetangga korban.

Hingga pukul 02.00, masih banyak warga yang bergerombol di sekitar TKP. Suprapti juga masih berteriak-teriak. Para tetangga dan kerabat terus berusaha menenangkan dan menjaganya. Sebab, dikhawatirkan dia nekat menyusul suaminya. Polisi lantas memasang police line di lantai 2 rumah. Jasad korban langsung dibawa ke RSUD dr Soetomo. (did/mas/oni)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pawai Takbiran Rusuh, Seorang Terluka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler