Ayah Bacok Anak Tirinya hingga Sekarat

Selasa, 11 Desember 2018 – 04:56 WIB
Perawat tengah memeriksa kondisi korban pembacokan ayah tirinya. Foto: metrotabagsel

jpnn.com, TAPSEL - Seorang ayah bernama Martua, 35, di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan ini, tega membacok putri tirinya, SMH, 12, dengan sadis.

Murid kelas enam Sekolah Dasar (SD) itu mengalami luka serius di bagian leher dan tangan.

BACA JUGA: Basarnas Hentikan Pencarian Korban Banjir Bandang di Tapsel

Metro Tabagsel, Senin (10/12), menghimpun informasi dari ruang rawat anak RS TNI AD Kota Padangsidimpuan, tempat SMH dirawat.

SMH telah siuman. Kedua tangannya pada bagian jemari dibalut perban, menutup luka sayat yang dialaminya.

BACA JUGA: Pembunuh Anak 5 Tahun di Tapsel Ditangkap, Motifnya Dendam

Begitu juga pada bagian leher, lukanya cukup parah pada bawah telinga sebelah kanan.

Mata anak pertama buah hati Sahlan Hasibuan dan Puli Pulungan ini tampak waspada melihat suasana yang ramai dikunjungi keluarga, terlebih pada orang yang belum dikenalnya.

BACA JUGA: Tragis, Bocah 5 Tahun Tewas Dibacok Pengidap Gangguan Jiwa

Di sini, dia dijaga ibunya, ayah kandung Sahlan Hasibuan, nenek, etek (bibi dari saudari ibu) dan nenek dari ayah kandungnya, Asni Harahap.

Nenek Salsah dari ibu kandung bercerita, jika selama ini cucunya ini, ia rawat semenjak kecil. Dan memang tinggal satu rumah bersamanya di Desa Sitaratoit, Kecamatan yang sama.

Hingga pada akhirnya, sekitar empat tahun lalu, Puli dipinang oleh Martua. Dan Salsah pun tinggal dengan ibu dan ayah tirinya serta seorang anak buah hati Puli dan Martua ini yang saat ini berusia 3 tahun itu di Desa Lobulayan.

Sepekan terakhir, Salsah mengalami sakit. Dan ia pun tinggal kembali dengan sang nenek di Desa Sitaratoit. Pada Sabtu (8/12), SMH dijemput oleh orangtuanya. Dan kembali tinggal di Lobulayan. SMH tercatat sebagai murid sekolah dasar di Desa Lobulayan. Ia duduk di bangku kelas enam.

“Kalau ceritanya saya tak tahu. Tapi kata ibunya, dia mau kembali ke Sitaratoit. Kalau kau tidak betah di sini, ayo biar kuantar kau ke rumah nenekmu, kata ayah tirinya,” cerita nenek SMH, sembari menahan derai airmata.

Pada Minggu siang itu, Martua mengantarkan SMH ke rumah neneknya di Sitaratoit, melewati perkebunan salak yang menjadi pembatas kedua desa itu. Di tengah perjalanan, Martua yang saat ini belum diketahui motifnya melakukan penganiayaan dengan senjata tajam berupa parang terhadap SMH.

“Itulah dapat kabar sudah di sini. Bagaimanalah nggak menangis, dia aku yang merawatnya sejak kecil,” timpal perempuan paruh baya itu.

Puli Pulungan sendiri masih dalam keadaan syok, dan terlihat lunglai. Ibu dari SMH sekaligus istri pelaku penganiayaan ini tak dapat diajak bicara. Sementara di luar ruangan, tampak Sahlan mondar-mandir.

Sahlan merupakan buruh bangunan yang bekerja serabutan. Tinggal di Gang Aman, Kelurahan Tobat, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan. Sahlan mengalami gangguan pendengaran. Jika mengajaknya bercerita harus menggunakan bahasa isyarat.

Dari Sahlan, diketahui, SMH sudah kehilangan sosok ayah semenjak usia sembilan bulan. Atau sejak perpisahan Sahlan dan Puli. Selama itu, kata Sahlan, ia tidak bebas menemui putrinya itu.

“Masih sembilan bulan dia, sudah dibawa ibunya lari ke rumah mereka. Saya tidak bisa ketemu anak saya. Kawin pun dia, tidak dibolehkannya aku ketemu sama anakku,” kata Sahlan.

Di lain sudut ruangan, ibunda Sahlan, Asni Harahap bercerita, jika menurutnya selama ini cucunya itu mendapat perlakuan tidak baik dari ayah tirinya.

Namun Asni tak pernah mendengar langsung dari SMH. Hanya saja, kata Asni, beberapa bulan lalu saat libur kenaikan kelas, cucunya itu datang dan tinggal sepekan di rumahnya di Kelurahan Tobat, Padangsidimpuan Utara.

“Tidak mau dia bilang, malu dia. Dia kurus kali. Kenapa kau kurus kali, diam saja dia. Kayak gak makan-makan kamu. Diam saja dia (murung). Jadi bagaimanalah menurutmu itu? Apa karena disiksa dia itu?” tanya perempuan paruh baya ini kepada Metro Tabagsel. (san)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembunuh Sadis Ini Akhirnya Dijemput Polisi di Rumahnya


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler