Ayin Sudah Jago Panjat Kasur Tingkat

Jumat, 28 Januari 2011 – 08:26 WIB
Terpidana Artalyta atau Ayin saat bersama anaknya disela menikmati acara peringatan Hari Ibu yang digelar di Lapas Wanita Tangerang,Rabu 22 Desember 2010. Foto:Adrianto/Indo Pos

TANGERANG - Pagi itu menunjukkan pukul 06.00 WIBSuasana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Dewasa yang berlokasi di Jalan Mochammad Yamin, Kota Tangerang, tidak seperti biasanya

BACA JUGA: Anggaran Kenaikan Gaji Sudah Ada Sejak 2010

Puluhan media cetak dan elektronik telah menunggu sejak pagi hingga malam untuk menunggu bebasnya Artalyta alias Ayin dari lembaga pemasyarakatan tersebut


Selain pemburu berita, ratusan orang mulai dari keluarga, kolega dan simpatisan juga terlihat lalu lalang ?di sekeliling lapas tersebut untuk menunggu detik-detik keluarnya pengusaha wanita asal Lampung itu

BACA JUGA: Kemungkinan Hari Ini Ayin Bebas

Meski cuaca tidak bersahabat saat itu karena terik mata hari panas, namun momen penting itu tidak ada mau melewatkan


Bahkan sebagian dari mereka tidak mau beranjak dari tempatnya hingga berjam-jam karena takut kecolongan

BACA JUGA: Duh, Biaya Haji Terancam Naik

Sayangnya, hingga malam rencana bebasnya anak ke enam dari delapan bersaudara dari pasangan Alm Ali Susilo dan Ny Aminah yang ditunggu -tunggu batal tanpa alasan yang jelas

"Saya juga tidak tahu kenapa hari ini tidak jadi keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)," ujar Artalyta kepada INDOPOS (grup JPNN) melalui telepon selelur melalui sambungan telepon warung telekomunikasi yang disediakan Lapas Wanita Tangerang, Kamis (27/1)

Ayin yang diganjar hukuman empat tahun enam bulan ini mengaku heran karena pembebasan bersyarat (PB) yang diterima dipermasalahkanPadahal banyak warga binaan dengan hal yang sama tidak dipermasalahkan"Saya minta doanya biar saya bisa bebas karena telah menjalani dua pertiga dari masa hukuman," kata Ayin dengan suara terbata-bata

Sehari sebelumnya, Artalyta sempat bercerita kepada INDOPOS terkait kegiatan dan pengalaman yang di alami sejak menjadi warga binaan Lapas Wanita TangerangArtalyta mengaku sejak tinggal di lapas awal januari 2010 lalu, dia tidak bisa tidur nyenyak di ruangan ukuran 2X 3 yang dihuni oleh tiga warga binaan.

Selain ruang sempit, cuaca pada bulan Januari sampai Mei sangat panas"Saya tidak bisa tidur nyenyak dan terpaksa mencari udara melalui pentilasi kamarKebetulan kasur tidur saya berada di atas (lantai dua)Kalau sesak saya mendekati ruang pentilasi udara, " cerita Ayin

Berjalan waktu demi waktu, pada bulan Juli, seluruh penghuni diberi kipas angin ukuran kecil"Setelah ada kipas angin saya baru bisa tidur nyenyak dan udara mulai enakkan apalagi mulai memasuki pengujan," kata Ayin.

Jika awalnya Ayin harus berdesak-desaknan denga dua rekan lainnya dalam kamar tidur yang bersatu dengan kamar mandi hanya dibatasi sehelai kain penutup pinntu, namun seiring dengan dengan bebasnya secara bertahap dua rekan sekamar lainnya, Ayin mulai merasa nyaman berada dalam ruangan sempit tersebut

Sekali-kali dalam ombrol tersebut Ayin bercanda dan mengatakan dengan kondisi apa adanya di dalam Blok Mawar No 12, dia akhirnya bisa memancat yang sebelum tidak tidak pernah dilakukan"Saya sudah jago memancat tempat tidur sekarang lho," tegasnya

Pembebasan bersyarat yang diperoleh membuat hati Ayin merasa plong, seakan tidak ada bebanAyin memasih mengenakan baju olah raga menyatakan selama tinggal di Lapas tidak ada perbedaan seperti warga binaan lainnya

Ayin mengisi rutinitas yang dimulai dengan bangun pagi pukul 03.30Jauh sebelum matahari memancarkan sinar, Ayin bersama rekan sekamarnya sudah mulai kasak-kusuk"Teman saya sholat, saya juga ikut berdoa sembari olahraga yoga untuk melatih pernafasan," kata Ayin.

Jadwal bangun pagi ini jauh berbeda dengan kebiasaan yang selama ini ditekuni Ayin sewaktu mengelola usahanya"Saya ini gila kerja dan tidak pernah kenal waktu istirahatKarena kesibukan saya, terkadang saya tidur pukul 03.00 atau 04.00 dini hari dan bangun pukul 09.00Selanjutnya, terus bekerja," jelas Ayin.

Setelah melakukan aktivitas tersebut, Ayin mandiSekitar pukul 09.00, Ayin yang pernah menjadi Tamping dan saat ini menjadi pemandu melanjutkan aktivitasnya berbaur dengan para warga binaan lainSelain mengunjungi perpustakaan, dia juga berkeliling kawasan itu sembari ngobrol dengan sesama wargaJuga memanatau berbagai kegiatan anak didiknya, dan mengikuti kegiatan keterampilan.

"Kalau tidak ada waktu mengajar, saya membuat mote," kata AyinBerbagai hasil karya mote yang dibuat Ayin antara lain, pohon bonsai pohon berngin, pohon bunga sakura berwarna pink setinggi 1,5 meter"Pohona sakura ini saya simpan di rumah sebagai kenang-kenangan," kata Ayin lagi.

Aktivitas ini berlangsung sampai pukul 17.00Setelah itu, seluruh warga binaan termasuk Ayin harus kembali masuk ke tempat hunian mereka masing-masingSelanjutnya, dengan bebas mereka melakukan aktivitas dalam tempat hunian mereka.

Sebelum tidur warga binaan itu belajar kesenian antara lain marawis, ada juga yang menyalurkan bakatnya dengan bermain gitar dan alat musik lainnya"Saya senang bermain gitar," jelas AyinSetelah lelah dengan aktivitas sehariannya, Ayin beranjak ke tempat tidur sekitar puku 19.30 dan langsung tidur pulus"Kalau saya sudah tidur, tidak tahu apapun yang terjadi di luar sanaTermasuk jika ada sidak sekalipun, saya tidak tahuSaya baru tahu,keesokan harinya dari warga binaan lainnya," tambah Ayin.

Ayin tergerak hatinya mengajar dan membimbing para warga binaan dengan tujuan kepada sesama warga binaan seperti mengajar bahasa Inggris, Mandarin, dan Indonesia (bagi warga asing)Tujuannya, agar setelah keluar dari Lapas ini sesama warga binaan lainnya lebih dihargai di mata masyarakatDengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki ini,saat mereka pulang ke masyarakat, mereka punya pengetahuna tambahan sehingga tidak dinilai negatif oleh masyarakat sekitarnya

Mereka juga memiliki nilai jual"Mereka juga punya bekal dan pengetahuan tambahan dan lebih diharga setelah keluar dari siniPaling tidak, setelah keluar dari Lapas ini, mereka bisa diterima di tepat kerja sehingga tidak mengulangi kesalahanMereka juga bisa mencari nafkah snediri tanpa bergantung kepada orang lain dengan kemampuan dan ketrampilan yang dibelaki itu," jelas Ayin.

Banyak kenangan indah yang terukir selama dalam pembinaan di lapas sehingga saat menikmati kebebasan, Ayin tetap memperhaikan dan tak melupakan semua yang ada dalam Lapas tersebut"Saya tidak bisa janji harus datang ke sini (Lapas) menjenguk teman-teman karena kesibukan yang pernah saya tinggalkan selama tiga tahun tidak bisa dibiarkan," tuturnya

Akan tetapi, dia tetap akan memperhatikan LapasPunya niat membantu atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan hari besarKedakatan Ayin dengan warga binaan lainnya membuat dia rela meninggalkan semua barang yang dimilikinya antara lain pakaian dan perlengakapan tidur"Saya cuma membawa apa yang disyaratkan, seperti bra, pakaian dalam untuk dibuang ke laut," kata Ayin lagi.

Ayin mengatakan, pembebasan bersyarat sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang dijalaninya yakni dua pertiga dari masa tahanannya empat tahun enam bulanSetelah mendapat keebasan, AYin ingin berkumpul dengan keluarga dekatnya"Tidak ada pelepasan dengan sesama warga binaanSetelah bebas, saya mau kangen-kangenan dengan orang tua, Ny Aminah Susilo,85, yang tinggal di Lampung"Apalagi setelah peristiwa meninggalnya Ayahnya, Ali Susilo," jelasnya

Bagi anak ke enam dari delapan berasudara itu, kebebasannya ini merpakan kado di hari Imlek"Sudah tiga tahun saya merayakan Imlek dalam LapasSekarang saya ingin merayakannya dengan keluarga," tambah Ayin lagi.

Kebebasan Ayin merupakan keberuntungan baginya"Kata orangtua saya, kebebasan ini merupakan keberuntungan dimana pada bulan Januari ini, terdapat hari Sabtu, Minggu, dan Senin sebanyak lima kaliPosisi ini terjadi dalam 823 tahun sekaliIni angka keberuntunganSemoga menjadi berkah bagi saya yang akan keluar di bulan januari ini," tandasya

Ayin mengaku kebebasan ini tidak disambut dengan meriah karena masih dalam dorot publikBahkan, ia sendiri tidka mau pihak keluarga menjemputnya saat pembebasannya"Saya tidak mau penderitaan ini dilihat keluargaCukup saya sendirilah yang merasakannya," ujar Ayin yang disapa Mami oleh seluruh waga binaan(Rajasa Ginting/ jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Tebar Janji dan Bantuan di Bromo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler