jpnn.com, JAKARTA - Direktur Program Imparsial Al Araf mengapresiasi kinerja Polri di bawah komandi Jenderal Tito Karnavian dalam melakukan deradikalisasi. Namun, Araf menegaskan bahwa deradikalisasi semestinya tidak hanya dibebankan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ataupun Polri.
"Institusi lain harus bekerja bersama dan membantu untuk menekan angka radikalisasi di Indonesia," kata Araf saat dihubungi beberapa saat lalu (Senin, 1/5).
BACA JUGA: Buron Sejak Kamis, Ternyata Miryam Bersembunyi di....
Menurutnya, kementerian pendidikan juga harus dilibatkan untuk menekan benih radikalisme agar tidak makin kuat. Caranya bisa dengan menanamkan nilai-nilai pluralisme, toleransi, sikap antikorupsi, penghormatan terhadap hukum dan main hakim sendiri.
Lebih lanjut Araf juga mengapresiasi upaya kepolisian yang bekerja maksimal untuk menekan gerakan-gerakan radikalisme di Jakarta. Pasalnya gerakan-gerakan berbau radikalisme justru menguat selama pilkada DKI Jakarta berlangsung. "Aroma kebencian antara sesama sangat menguat,” ulasnya.
BACA JUGA: Akhirnya...Miryam Haryani Ditangkap di Kemang
Untungnya, Polri menunjukkan kinerja yang bagus dalam menekan radikalisme dan menjaga keamanan sehingga potensi konflik bisa dihindari. "Banyak pihak menilai bahwa pilkada ini kalau tidak diantisiapasi dengan strategi yang tepat maka potensi konfliknya seperti tahun 1998," sambungnya.(ysa/rmo/jpg)
BACA JUGA: Polri Siap Terbitkan Red Notice Untuk Miryam Haryani
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembak Anaknya, Aiptu BS Serahkan Senpi ke Polda, Pergi, Jadi Buron
Redaktur : Tim Redaksi