"Upaya hukum sepertinya akan gagal
BACA JUGA: Gerindra Gandeng Amien Rais
Apalagi, ketika isu itu dimunculkan, banyak tanggapan negatifBACA JUGA: Jusuf Kalla Dinilai Keterlaluan
Saya sendiri juga mikir, ini cantolannya apa," kata caleg DPR dari Partai Amanat Nasional Yasmin Muntaz dalam diskusi kenegaraan bertema Peluang Perempuan di Parlemen di gedung DPD, Jakarta, kemarin.Selain mantan presenter televisi swasta itu, turut hadir dalam diskusi tersebut Wakil Ketua MPR Mooryati Soedibyo, anggota Fraksi Partai Golkar Marwah Daud Ibrahim, caleg DPR dari Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Aprilia Sovietina, dan pakar hukum tata negara Irmanputra Sidin
Karena itu, menurut Yasmin, caleg perempuan kini tak bisa lagi berharap banyak kepada affirmative action yang diperjuangkan KPU
BACA JUGA: Ultah Ke-62, HMI Gelar Orasi 62 Jam Nonstop
Sebab, kalau itu dipaksakan, aturan tersebut rawan gugatan"Perempuan harus mengusahakan sendiri peningkatan keterwakilan kaumnya," tegasnyaCaranya, kata Yasmin, adalah dengan mengampanyekan pemilihan caleg perempuan kepada kaumnya sendiri, yakni perempuanItu, menurut dia, lebih efektif"Saya sendiri sudah mencoba di dapil sayaSaya sudah membuat tulisan agar perempuan memilih perempuan," ungkap caleg dapil Banten III itu.
Hal senada diungkapkan Marwah Daud IbrahimPolitikus bergelar doktor itu mengatakan, apabila tidak ada upaya konkret, keterwakilan perempuan di legislatif bisa turunKalau itu sampai terjadi, perjuangan perempuan di parlemen bisa terancam"Padahal, selama ini di legislatif, peran perempuan cukup signifikan dalam melahirkan peraturan-peraturan yang lebih berpihak kepada perempuan," jelasnya.
Marwah pun sependapat dengan usul YasminNamun, katanya, usul itu masih belum cukupSebab, di sisi lain, kemampuan personal caleg perempuan harus ditingkatkanMarwah mengaku sempat melakukan pelatihan lintas partai di daerah-daerah untuk meningkatkan elektabilitas caleg perempuan"Saya berikan kepada mereka tip-tip praktisItu agar mereka lebih bisa terpilih," ujar perempuan yang sudah duduk di kursi DPR selama empat periode itu.
Namun, Irmanputra Sidin berpendapat lainMenurut dia, kampanye perempuan pilih perempuan tak bakal efektifSebab, dalam surat suara tidak dicantumkan foto calegAkibatnya, para pemilih perempuan tak bisa langsung mengetahui dan mengenali caleg perempuan"Nama Yasmin, misalnyaSaya justru mengira nama Yasmin Muntaz adalah nama lelaki, bukan perempuan," katanya.
Karena itu, menurut Irmanputra, peluang perempuan di parlemen praktis hanya mengandalkan kekuatan personal perempuanHanya mereka yang benar-benar dikenal dekat dengan pemilih yang memiliki peluang lebih tinggi"Selain itu, peluangnya kecilKampanye perempuan pilih perempuan pun tak efektif," tegasnya.
Mestinya, kata Irmanputra, akan lebih efektif bila waktu untuk mengusahakan affirmative action dimanfaatkan untuk memperjuangkan pencantuman foto dalam surat suara"Itu lebih efektifKampanye perempuan pilih perempuan akan berhasil," ujarnya(aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar, Partai Paling Diincar untuk Koalisi
Redaktur : Tim Redaksi