jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengecam keras para pelaku jaringan prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur untuk dijual kepada pria hidung belang dengan tarif yang bervariatif, yang terjadi di berbagai daerah seperti di Solo, Jawa Tengah (Jateng) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Tentunya ini merupakan kejahatan luar biasa dan tidak dapat ditoleransi. Jangan merusak masa depan anak bangsa demi meraup keuntungan,” kata Azis, Rabu (10/3).
BACA JUGA: Satu Keluarga Menjalani Praktik Prostitusi, dalam Sehari Punya Target Pelanggan
Pimpinan DPR RI bidang koordinasi politik, hukum, dan keamanan, itu meyakini masih banyak anak di bawah umur menjadi korban prostitusi online tetapi kasusnya belum terungkap ke publik.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan maraknya prostitusi online dengan korban anak di bawah umur merupakan bukti bahwa masih lemahnya perlindungan terhadap anak-anak di negeri ini.
BACA JUGA: Bisnis Prostitusi Ibu Muda Terbongkar, Ada ABG Bertarif Rp 500 Ribu
Oleh karena itu, Azis menegaskan, pemerintah harus segera melakukan sebuah terobosan dan mencari solusi.
Terlebih lagi, kata dia, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, yang tentunya sangat berdampak pada perekonomian keluarga.
BACA JUGA: Tjahjo Kumolo Ajukan Pembubaran 19 Lembaga Negara ke DPR RI, Bang Azis Bereaksi Begini
"Di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini banyak terjadi pernikahan dini di berbagai daerah yang tentunya sangat disayangkan (itu terjadi),” ujarnya.
Azis mengatakan bahwa maraknya prostitusi online juga disebabkan dari dampak negatif penggunaan media sosial dan telekomunikasi yang makin mudah.
Oleh karena itu, dia mengngatkan pemerintah harus memiliki regulasi yang kuat terkait konten di media sosial, dan memberantas prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur.
“Tim Siber Polri harus bekerja secara maksimal agar mata rantai perdagangan anak ini dapat terputus,” kata Azis.
Lebih lanjut, Azis mengatakan peran orang tua sangatlah diperlukan dalam melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap anak melakukan kegiatan keseharian, baik di luar rumah maupun di lingkungan pendidikan dan sekitarnya.
“Mari perhatikan anak dengan selalu memberikan rasa nyaman di lingkungan keluarga. Jangan sampai orang tua merasa selesai hanya menitipkan anaknya dengan bimbingan dari guru di sekolah, tanpa diiringi bimbingan dari kedua orang tua di rumah,” pungkasnya. (boy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy