Badan Intelijen Keamanan Australia (ASIO) mengeluarkan peringatan adanya upaya dari mata-mata asing yang memanfaatkan jejaring sosial untuk mengembangkan dan mencari target dalam kegiatan mereka.
Dalam kampanye publik pertama kalinya, ASIO berkolaborasi dengan mitranya dari organisasi intelijen internasional 'Five Eyes' untuk "think before you link" atau "berpikir sebelum anda terhubung".
BACA JUGA: Warga 18 Tahun ke Atas di Sydney Akan Diberi Voucher Belanja Rp 1 Juta
Direktur Jenderal ASIO, Mike Burgess mengatakan badan-badan intelijen asing diketahui menargetkan warga Australia melalui media sosial, termasuk platform jejaring profesional, dengan harapan mereka dapat memberikan informasi yang bersifat sensitif atau rahasia.
"Mungkin terdengar seperti tidak mau berisiko atau paranoid, tetapi sebenarnya jika seseorang menawarkan sesuatu yang sangat bagus tapi Anda tidak benar-benar tahu siapa mereka, sebaiknya berhenti sejenak dan berpikir."
BACA JUGA: Ratusan Akun Bodong Serang Isu Papua Merdeka di Media Sosial, Siapa yang Memberi Komando?
Dalam video kampanye berikut dijelaskan bagaimana mata-mata asing mencoba mendapatkan informasi dari seseorang yang menggunakan jejaring sosial untuk kalang profesional. Video: Video: Badan Intelijen Australia memperingatkan bahaya mata-mata asing memikat pengguna jejaring sosial untuk memberikan informasi (ABC News)
BACA JUGA: Brisbane dan Melbourne Nyatakan Adelaide Jadi Hotspot COVID-19
Tahun lalu, ASIO memperingatkan dalam laporan tahunannya jika "badan intelijen yang berseberangan [dengan Australia]" menggunakan media sosial untuk menargetkan orang-orang yang bekerja di sektor bisnis dan pemerintahan.
Di Amerika Serikat, mantan perwira CIA Kevin Mallory baru-baru ini dihukum akibat terlibat kegiatan spionase setelah direkrut melalui situs jejaring profesional LinkedIn.
Sebuah laporan di New York Times pada 2019 juga mengatakan China menggunakan LinkedIn untuk mencoba membina mata-mata asing.
Pemimpin ASIO menolak untuk mengatakan negara mana yang berada di belakang upaya online untuk memikat warga Australia, meski Mike yakin ada beberapa penyebabnya.
"Organisasi saya, ASIO, berpendapat ada lebih dari satu negara yang menggunakan situs jejaring sosial untuk mengidentifikasi, memikat, dan membangun hubungan dengan warga Australia yang memiliki akses ke informasi sensitif," katanya.
Mike mengungkapkan beberapa platform media sosial enggan bekerja sama dengan ASIO ketika meminta bantuan untuk menghentikan ancaman kegiatan spionase.
"Kami mendapatkan kerja sama dari sejumlah perusahaan, beberapa di antaranya sangat membantu, beberapa di antaranya tidak begitu membantu," kata Mike.
Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporan ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Masuki Musim Durian, Baunya Sudah Mulai Tercium