Bagi-bagi Bansos di Samping Spanduk Prabowo-Gibran jadi Bukti Jokowi Tidak Netral

Selasa, 09 Januari 2024 – 13:41 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi contoh buruk praktik kenegaraan yang demokratis.

Hal itu dikatakan Ari menanggapi kegiatan kunjungan Jokowi di Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Senin (8/1/2024).

BACA JUGA: Lebih Baik Jokowi Mundur dari Kursi Kepresidenan daripada Jadi Jurkam Prabowo-Gibran

Dalam kunjungan itu, Jokowi membagi-bagikan bantuan sosial (bansos) di lokasi yang dipenuhi puluhan spanduk calon presiden (capres) nomor urut 2 tanpa "dicopot".

Alih-alih diturunkan seperti spanduk Ganjar-Mahfud di Bali beberapa waktu lalu, justru baliho dan spanduk yang bergambar wajah Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dibiarkan dan "terkesan" ikut mendompleng kegiatan RI-1

BACA JUGA: Viral! Video Jokowi Membagi-bagikan Bantuan di Dekat Baliho Prabowo-Gibran

"Jokowi pasti tahu dan kenapa diam melihat kejadian yang kontras baik di Gianyar maupun di Serang, itu karena anaknya sendiri ikut maju. Dia tidak bisa netral karena berkepentingan dengan majunya Gibran sebagai cawapresnya Prabowo. Jokowi sejak awal menjadi contoh buruk dari praktik-praktik kenegaraan yang demokratis. Perilaku Jokowi sudah melebihi level mertuanya capres Prabowo dan itu tidak baik," ujar Ari Junaedi

Menurut pengajar program pascasarjana di sejumlah kampus ternama di tanah air itu, tidak ada jalan lain untuk pelaksanaan pemilu yang demokratis selain menuntut presiden yang tidak bisa netral untuk mundur dari jabatannya.

BACA JUGA: Ganjar Merespons Jokowi soal Debat Capres: Saya Enggak Menyerang Personal

“Jika dibiarkan, presiden bisa menjadi jurkam salah satu paslon. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi bisa mempengaruhi semua aparatnya untuk melakukan kebijakan di lapangan yang merugikan dua paslon lain serta memberi kemudahan bagi paslon yang terkait dengan keluarga presiden,” imbuhnya.

Dia menambahkan spanduk pujian selamat datang dan terima kasih presiden adalah tanda-tanda presiden butuh pujian walau pujian semu dan absurd tersebut dibuat oleh orang-orangnya sendiri. Bukan pujian tulus yang dilontarkan rakyatnya yang butuh pekerjaan dan sekadar makan untuk kelangsungan hidupnya.

“Perilaku aparat yang ingin ‘menyenangkan’ presiden identik dengan cara-cara aparat di masa orde baru. Sementara, presidennya sendiri menikmati pujian dan elu-elu dari massa yang terlihat diatur sejak awal,” katanya.

Presiden Jokowi melakukan kunjungan di Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Senin (8/1/2024). Kunjungan Jokowi untuk memberikan pengarahan kepada ratusan kepala desa terkait pengelolaan dana desa.

Di sepanjang jalan menuju lokasi acara, terdapat puluhan spanduk capres nomor urut 2 terbentang di sepanjang jalan. Selain itu, tepat di depan pintu masuk lokasi kegiatan, sejumlah alat peraga kampanye (APK) atau spanduk pasangan Prabowo-Gibran tampak terbentang dengan ukuran besar di sejumlah titik.

Satu di antaranya spanduk wajah Prabowo-Gibran dengan tulisan 'Bersama Indonesia Maju' terpasang tepat di samping spanduk bertuliskan 'Terima Kasih Bapak Presiden Joko Widodo' arah pintu masuk lokasi kegiatan.

Hal itu, kontras dengan kejadian pencopotan spanduk dan baliho Ganjar Pranowo saat kunjungan Presiden Jokowi ke Pasar Bulan, Batu Bulan, Gianyar, Bali (31/10/2023). (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakar Soroti Presiden Jokowi Bertemu 3 Menteri yang Merangkap Ketum Parpol, Ada Apa?


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler