Bahas APBN-P, Sepakat ICP 80 USD Per Barel

Senin, 26 April 2010 – 18:50 WIB
JAKARTA - Untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010, pemerintah dan Komisi VII DPR RI sepakat menggunakan patokan harga minyak Indonesia (ICP) sebesar 80 USD per barelKesepakatan ini diambil setelah melalui pembahasan pada rapat kerja Komisi VII dengan Menteri ESDM, Dirjen BP Migas dan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Senin (26/4) di Jakarta.

Awalnya, pemerintah mengusulkan perkiraan asumsi harga ICP antara 75-80 USD

BACA JUGA: BP Migas Sanggupi Lifting 965 Ribu Barel Per Hari

Hal ini dengan melihat harga minyak dunia dan trend pertumbuhan permintaan minyak dunia
Usulan angka ini pun mendapat penawaran dari berbagai anggota komisi

BACA JUGA: Mendag Makin Yakin ACFTA Untungkan Indonesia

Namun hampir seluruh anggota komisi lantas sepakat bahwa ICP 80 USD per barel merupakan nilai yang cukup realistis untuk menyusun APBN-P 2010.

Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, mengatakan bahwa dari berbagai kajian yang dilakukan, diyakini ICP tidak akan terlalu banyak terpengaruh dengan naik turunnya harga minyak dunia
Optimisme ini semakin memberikan dukungan bahwa perhitungan ICP yang wajar berkisar antara 75-80 USD per barel.

"Kita melihat, beberapa waktu ini tak menunjukkan trend peningkatan produksi, dan dari berbagai kajian dipastikan harga minyak tidak akan turun di bawah 80 USD per barel

BACA JUGA: PLN-PGE Teken Jual Beli Panas Bumi

Dengan demikian, dari asumsi berbagai perhitungan tersebut, kami sependapat kita menggunakan 80 USD per barel," kata Darwin.

Menurut Darwin lagi, asumsi itu sudah cukup ideal, serta tidak bisa melebihi dari USD 80 per barel"Karena perlu diingat, setiap kenaikan 1 USD per barel berarti merubah asumsi Rp 0,3 triliun," katanya.

"Setelah ini, dalam menyusun berbagai rancangan dan bahasan APBN-P 2010, kita akan gunakan perhitungan 80 USD per barelKita gunakan batas maksimal dari yang diajukan pemerintahAngka tersebut sudah sangat realistis," ujar Ketua Komisi VII DPR RI, Teuku Rifki Rasya pula, setelah hampir semua anggota komisi menyetujui angka itu(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta Akui Kelabakan Urus Kebutuhan Gas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler