Salah satu kesepakatan yang dimaksud terkait dengan penundaan implementasi bea masuk sebesar 5 persen terhadap 228 pos tarif
BACA JUGA: PLN-PGE Teken Jual Beli Panas Bumi
"Kesepakatan -kesepkatan tersebut lebih menguntungkan RI karena memiliki hasil-hasil positif yang jauh lebih baik, dengan mekanisme tindak lanjutnya yang jelasBACA JUGA: Hatta Akui Kelabakan Urus Kebutuhan Gas
Fokusnya sendiri adalah pada monitoring keseimbangan perdagangan," ungkap Mendag ketika memberikan pemaparan mengenai hasil renegosiasi ACFTA di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (26/4).Selain itu Mendag juga mengungkapkan, kesepakatan yang dibuat bersama dengan China tersebut lebih bersifat komprehensif
BACA JUGA: Pusat Riset Pangan Tetap di IPB
Misalnya, mendorong investasi, pembangunan infrastruktur, dan fasilitas kredit," papar Mendag.Sementara kesepakatan lain yang disetujui dalam renegosiasi ACFTA, adalah pembentukan kelompok kerja (pokja) yang terdiri dari para ahli yang ditunjuk kedua pihak dalam jangka waktu 2 bulanDijelaskan, kelompok kerja ini akan melakukan pertukaran data dan informasi serta menganalisa data perdagangan bilateral kedua pihak"Prioritas akan diberikan terutama pada sektor-sektor industri Indonesia yang berkepentinganMisalnya, baja, tekstil, pakaian jadi dan alas kaki," sebutnya.
Menariknya, lanjut Mendag, pihak China juga berkomitmen dan mendukung Indonesia untuk membangun infrastruktur domestic connectivityAntara lain dalam pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, telekomunikasi dan transportasi.
"Semua pengembangan yang akan dilakukan oleh China tentunya berhubungan dengan industriDan sektor-sektor prioritasKe depannya, China juga sepakat untuk mendorong pemerintah daerah agar lebih meningkatkan perdagangan dan investasi," tukasnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimis Produksi Pangan Melejit
Redaktur : Antoni