Bahaya, Ternyata ini Penyebab Rob Terjadi di Manado

Rabu, 08 Desember 2021 – 19:25 WIB
Sejumlah masyarakat mulai menyaksikan saat air laut mulai naik hingga menyebabkan banjir rob ke kawasan bisnis Kota Manado, Selasa malam. ANTARA/Nancy Tigauw. (1)

jpnn.com, MANADO - Rob atau banjir pesisir yang terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara dipengaruhi letak garis pantai seamless.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), seamless artinya garis pantai tidak ada batasnya, sehingga langsung menjadi bagian dari sebuah kota yang terletak di pinggir pantai.

BACA JUGA: Mohon Doanya, Daerah ini Kondisi Siaga Ancaman Gempa dan Tsunami

"Manado akan sangat berdampak karena ini seamless antara pantai dengan wilayahnya," ujar Deputi Meteorologi BMKG Guswato dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Rabu (8/12).

Guswanto mengatakan hal tersebut menyebabkan gelombang tinggi dapat mendorong air laut menuju ke daratan.

BACA JUGA: Keren Nih Permintaan Muhaimin ke Presiden, Izin Gelar Konser Band Metal di Istana

Dalam kasus ini, air laut sampai masuk ke dalam pusat perbelanjaan yang terletak persis di pinggir pantai, maupun menyebabkan wilayah lainnya terendam.

"Seharusnya pada daerah-daerah tersebut memiliki pembatas antara perairan dengan daratan. Misalnya menggunakan beton maupun tanaman penahan abrasi," katanya.

BACA JUGA: Vonis Habib Rizieq Shihab Dinilai Tak Adil, DPR Jangan Diam

Sementara Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo memaparkan prediksi pihaknya hingga tiga hari ke depan.

Wilayah perairan Manado memiliki gelombang sangat tinggi berkisar 4-6 meter.

Kemudian ketika bergerak ke garis pantai bisa tereduksi menjadi 1,5-2 meter.

"Inilah yang berdampak ketika bersamaan dengan fase pasang air lautnya."

"Jadi, tidak setiap saat hanya di fase pasang air laut saja, sehingga ketika dorongan gelombang laut pada saat pasang akan bisa masuk ke daratan," kata Eko.

Sebelumnya, banjir rob terjadi di wilayah Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

Peristiwa yang terjadi pada Selasa (7/12) pukul 18.00 WITA berdampak pada 34 kepala keluarga (kk) atau 113 jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado melaporkan tidak ada warga yang mengungsi akibat peristiwa tersebut.

Banjir rob merendam tiga kelurahan di tiga kecamatan.

Yaitu, Kelurahan Titiwungen Selatan di Sario, Kelurahan Karangria di Tuminting, dan Kelurahan Malalayang di Malalayang.

Banjir rob juga menimpa salah satu pusat perbelanjaan Mega Mall Manado.

Membuat beberapa kendaraan yang terparkir di pinggir kawasan tersebut terkena hempasan ombak.

Selain itu, 21 unit rumah warga juga ikut terdampak.

Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, banjir rob sudah mulai berangsur surut pada Selasa (7/12) pukul 21.59 WIB.

Hal itu seiring dengan surutnya air laut. (Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
rob   Bahaya   Penyebab   BMKG  

Terpopuler